Mengupas Dampak Perang Israel-Palestina terhadap Ekonomi Indonesia
Keadaan tersebut akan berdampak pada harga bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Solar.
Keadaan tersebut akan berdampak pada harga bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Solar.
Mengupas Dampak Perang Israel-Palestina terhadap Ekonomi Indonesia
Mengupas Dampak Perang Israel-Palestina terhadap Ekonomi Indonesia
Awal bulan Oktober 2023 konflik Israel dengan Palestina kembali memanas. Ketegangan politik tersebut menimbulkan dampak ekonomi yang besar bagi perekonomian global.
Dilansir dari Setkab.go.id, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan melambat hingga 0,1 sampai 1 persen jika terjadi konflik terus berlanjut.
Tingkat inflasi global juga diperkirakan naik sekitar 0,1 hingga 1,2 persen.
- Disebut Negara Maju, Bagaimana Sebenarnya Kondisi Perekonomian Israel?
- Dampak Perang Israel Vs Hamas Palestina ke Ekonomi Dunia, Termasuk Harga Minyak Meroket
- Fakta Ekonomi Palestina Bergantung Israel, Banyak Warga Gaza Bekerja pada Israel Meski Upah di Bawah Standar
- Perang dengan Hamas, Ekonomi Israel Terpuruk dan Utang Menumpuk
Melemahnya perekonomian global akan berdampak pada volume perdagangan internasional dan berpotensi menurunkan pertumbuhan di berbagai negara.
Selain itu, lonjakan harga minyak mentah akan menekan daya konsumsi rumah tangga di negara-negara pengimpor minyak.
Sehingga menghambat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Perang Israel dengan tentara Hamas juga berpotensi mengganggu perekonomian Indonesia.
Sebagai negara berkembang yang bergantung pada ekspor minyak mentah dan bahan bakar subsidi, Indonesia akan merasakan dampak langsung dari konflik ini. Kenaikan harga minyak dunia akan meningkatkan biaya impor bahan bakar minyak (BBM).
Tahun 2022, total impor minyak mentah yang dibutuhkan Indonesia mencapai USD26 miliar.
Jika harga minyak terus melonjak tajam, maka beban negara mengimpor bensin akan semakin besar secara signifikan.
merdeka.com
Keadaan tersebut akan berdampak pada harga bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Solar.
Dua jenis BBM ini berpotensi meningkat secara signifikan.
Diperkirakan setiap kenaikan 10 persen harga BBM subsidi bisa meningkatkan tingkat inflasi Indonesia sekitar 0,27 persen.
Inflasi yang tinggi akan berdampak pada naiknya suku bunga acuan.
Suku bunga Bank Indonesia kini mencapai 6 persen. Ini menjadi kenaikan suku bunga pertama sejak awal 2023.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah hingga 0,64 persen sejak perang antara Israel dan Palestina kembali memanas, hingga mencapai Rp15.138 per USD. Hal ini terjadi karena investor global beralih ke aset-aset paling aman (safe haven) seperti emas.
Melemahnya nilai tukar rupiah akan membuat impor dari luar negeri menjadi lebih mahal dalam rupiah. Sehingga mampu menambah tekanan inflasi terutama pada barang-barang impor seperti elektronik, otomotif dan lainnya.
Secara keseluruhan dampak perang Israel dan Hamas terhadap Indonesia masih terbatas dengan catatan selama konflik tersebut tidak meluas ke negara-negara penghasil minyak utama.
Namun kewaspadaan dan kesiapan dalam mengambil kebijakan untuk meredam potensi inflasi dan volatilitas mata uang tetap diperlukan.
Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan Indonesia untuk mencegah dampak perang Israel-Palestina antara lain, menjaga nilai tukar rupiah, mempertahankan subsidi BBM dan kompensasi.
Meningkatkan koordinasi terkait kebijakan moneter dan fiskal, diversifikasi pasar ekspor, dan memperkuat ketahanan ekonomi dalam negeri.
Kebijakan tersebut dapat dilakukan untuk memperkuat stabilitas perekonomian Indonesia serta mengurangi dampak dari kerentanan terhadap guncangan yang ekstrim.