Menko Airlangga: Defisit Perdagangan Migas Bisa Mencapai Rp31,25 Triliun
Namun demikian, secara keseluruhan neraca perdagangan mencatatkan surplus sekitar USD 5 miliar atau setara Rp78,12 triliun. Tepatnya, surplus ini menyentuh USD 5,6 triliun di Oktober 2022.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut bahwa neraca perdagangan sektor migas bakal mengalami defisit. Bahkan angkanya disinyalir mendekati USD 2 miliar atau setara Rp31,25 triliun.
Namun demikian, secara keseluruhan neraca perdagangan mencatatkan surplus sekitar USD 5 miliar atau setara Rp78,12 triliun. Tepatnya, surplus ini menyentuh USD 5,6 triliun di Oktober 2022.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Siapa yang Airlangga apresiasi dalam penerapan ekonomi sirkular? Lebih lanjut, Airlangga mengapresiasi banyaknya perusahaan rintisan (startup) dan bisnis baru yang menerapkan prinsip 9R dalam ekonomi sirkular.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
"Sekarang ini ekspor kita positif USD 5 miliar namun neraca pada migas itu secara bulanan itu negatif bisa mendekati USD 2 miliar," ujarnya dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11).
Menko Airlangga menginginkan, industri hulu migas mampu mencatatkan pertumbuhan positif ke depannya. Salah satunya dengan cara mendorong tingkat investasi ke lapangan-lapangan migas di dalam negeri.
"Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, badan usaha baik milik swasta, maupun milik negara dan kontraktor migas diharapkan bisa lebih baik lagi agar target yang dicanangkan dan target tersebut tentunya sangat berpengaruh pada penerimaan negara di APBN dan juga terhadap ekspor indonesia," bebernya.
Menko Airlangga memandang, persoalan insentif bagi pengusaha yang minat untuk menggarap potensi migas Indonesia perlu jadi perhatian. Tujuannya, meningkatkan kenyamanan investor di dalam negeri.
Lambannya Pengembangan Blok Masela
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyinggung lambatnya pengembangan Blok Masela. Menurutnya, ini jadi salah satu contoh produksi minyak dan gas bumi Indonesia yang juga mengalami penurunan.
"Kita melihat beberapa proyek termasuk misalnya proyek Masela ini kelihatannya juga mengalami keterlambatan," ujarnya dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022, di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11).
Menko Airlangga meminta perlu adanya pengkajian soal penyebab lambannya penggarapan Blok Masela itu. Jika masalahnya ada pada regulasi, dia mendorong supaya ada perbaikan-perbaikan. Begitu pun jika ditemukan masalah di sisi lain.
"Bila dipandang belum cukup mendorong pertumbuhan industri migas tentu dibuka kemungkinan untuk melihat apakah regulasi regulasi yang ada cukup efektif untuk menjadi mendorong. Dan bila belum efektif tentu perlu dilakukan revisi-revisi yang ke arah perbaikan," bebernya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)