Menko Airlangga Tegaskan Tak Batasi Konsumsi Pertalite dan Solar, tapi Penyaluran Lebih Tepat Sasaran
Sehingga, penyaluran BBM subsidi bisa menyasar konsumen yang lebih tepat sasaran, agar tidak dipakai oleh masyarakat yang tidak berhak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto kembali menegaskan bahwa tidak ada rencana pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar dalam waktu dekat.
- Siap-Siap, Menteri Bahlil Pangkas Kuota Solar Subsidi untuk Tahun 2025
- Konsumsi Pertalite dan Solar Segera Dibatasi, Sosialisasi Mulai 1 September 2024
- Tak Semua Kendaraan Boleh Beli Solar Subsidi, Pemerintah Ungkap Alasan Begini
- Menko Airlangga: Tak Ada Pembatasan BBM Subsidi Pada 17 Agustus dan 1 September
Dibanding membatasi pembelian, pemerintah akan mengelompokkan siapa saja kelompok masyarakat yang benar-benar berhak untuk membeli BBM subsidi.
"Tidak ada pembatasan, tetapi kita akan melihat berapa sebetulnya kebutuhan untuk desil yang tepat," tegas Menko Airlangga di sela acara peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta 2.0 di Jakarta, Kamis (18/7).
Sehingga, penyaluran BBM subsidi bisa menyasar konsumen yang lebih tepat sasaran, agar tidak dipakai oleh masyarakat yang tidak berhak.
"Tentu ada hal yang dimanfaatkan oleh pihak yang tidak seharusnya," imbuh dia.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah akan memulai sosialisasi skenario penyaluran BBM bersubsidi mulai 1 September 2024.
"Nanti akan ada sosialisasi dan dilaporkan ke rapat kabinet," ungkapnya.
Sebelumnya, Airlangga juga sempat berbicara terkait rencana peluncuran BBM jenis baru yang rendah sulfur. Dia memberikan adanya sinyal positif dalam hal tersebut.
Hal ini disebabkan oleh standar Euro 4 yang mengharuskan kadar sulfur BBM yang digunakan rendah, sekitar 50 ppm.
"Ya, jika standar euro 4 mengharuskan BBM rendah sulfur, dan tanggalnya bukan tanggal 17 (Agustus)," kata Airlangga.
Sebeumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berencana untuk membatasi jumlah mobil konvensional bertenaga BBM. Langkah ini diambil untuk untuk mendorong tingkat penggunaan mobil listrik di Tanah Air.
Menko Luhut mengatakan, pembatasan kendaraan berbasis BBM akan membuat kualitas udara di Jakarta nantinya semakin baik. Pada akhirnya akan berdampak baik juga bagi kesehatan.
"Kita juga secara bertahap akan mulai mempersulit ya, (dalam) tanda kutip, mobil-mobil combustion sehingga dengan demikian, air quality Jakarta bisa lebih baik. Sehingga keluarga kita akan mendapat air quality seperti mungkin di negara tetangga kita," ujarnya dalam Peluncuran Battery Assets Management Services Indonesia Battery Corporation (IBC), di Kemenko Marves, Jakarta, Senin (12/6).