Meski produksi Cakalang dan Tuna cukup, RI masih perlu impor
Salah satu persoalannya terletak pada buruknya sistem logistik dalam negeri dan nelayan tak melaut setiap hari.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP), Saut Parulian Hutagalung menuturkan, hingga saat ini Indonesia masih mengimpor ikan jenis Cakalang dan Tuna. Padahal, produksi kedua jenis ikan tersebut sudah mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri.
Dia tidak ingin disalahkan soal impor dua komoditas ikan jenis itu. Dia menuding, derasnya impor Cakalang dan Tuna terjadi karena buruknya sistem logistik dalam negeri yang seharusnya menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Apa itu Intip Ketan? Intip ketan merupakan kuliner khas Bulan Ramadan. Makanan ini tidak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya selain Bulan Ramadan.
-
Apa itu empet-empetan? Empet-empetan biasa dimainkan anak-anak para petani di tatar Sunda. Biasanya mereka memainkan ini saat ikut kedua orang tua memanen di lahan persawahan. Empet-empetan begitu sederhana, karena tak memerlukan tambahan bahan atau alat lain dalam memainkannya.
-
Kapan Intip Ketan bisa dijumpai? Intip ketan merupakan kuliner khas Bulan Ramadan. Makanan ini tidak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya selain Bulan Ramadan.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
"Cakalang dan Tuna kita masih impor. Ini jadi sorotan kita karena transportasi dan logistik kita tidak memadai. Produksi cakalang kita lebih dari cukup. Masalahnya distribusi, Cakalang tidak bisa terdistribusi dengan baik," ucap Saut dalam diskusi bersama wartawan di Kantor Kadin, Jakarta, Jumat (22/8).
Selain soal distribusi, impor Cakalang dan Tuna terjadi karena belum memadainya tempat penyimpanan ikan atau cold storage di dalam negeri. Industri dalam negeri membutuhkan Cakalang dan Tuna setiap hari. Di sisi lain, nelayan tidak setiap hari menangkap ikan.
Namun Saut tidak menyebut berapa produksi dan impor Cakalang dan Tuna yang dilakukan Indonesia.
"Waktu atau timing total produksi satu tahun memang cukup, tapi industri butuh harian. Ini harus keluar tiap hari. Ini adalah masalah distribusi dan timing. Timing bisa diatasi dengan cold storage, logistik kita ini masih memerlukan kualitas," tegasnya.