Negara biayai penyakit akibat rokok Rp 107 miliar tiap tahun
Menurut peneliti dan dosen senior Universitas Padjajaran Ardini S Raksanagara, setiap tahun negara harus membiayai penyakit akibat rokok yang nilainya Rp 107 miliar per tahun. Lantas dari mana pemerintah membayar biaya para penderita akibat penyakit rokok itu? Ardini mengatakan, tentu dari cukai rokok juga.
Penyakit akibat merokok bisa mengancam kapan saja. Bahkan perokok sudah mengetahui resikonya, namun mereka sulit untuk berhenti meski sudah ada niat.
Menurut peneliti dan dosen senior Universitas Padjajaran Ardini S Raksanagara, setiap tahun negara harus membiayai penyakit akibat rokok yang nilainya Rp 107 miliar per tahun.
-
Bagaimana Mendag memastikan pasokan tembakau dan cengkih untuk industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Bagaimana dampak cukai rokok terhadap industri hasil tembakau? "Kita dibatasi produksinya, tapi di lain pihak rokok ilegalnya meningkat. Kalau rokok ilegal menurut informasi dari kawan-kawan Kementerian Keuangan, itu hampir 7 persen. Kalau itu ditambahkan kepada produksi yang ada, pasti akan tidak turun," tuturnya.
-
Di mana lokasi home industry produksi ekstasi dan pil koplo yang dibongkar? Polisi membongkar home industry yang memproduksi ekstasi dan pil koplo di Jalan Kertajaya Indah Timur IX Nomor 47, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
-
Dimana industri rotan di Cirebon berlokasi? Deretan produk rotan berbentuk kursi kuda, miniatur sepeda, tudung saji sampai ayunan anak menghiasi toko-toko di sepanjang jalan Desa Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
-
Bagaimana rokok merusak paru-paru? Akumulasi zat-zat berbahaya dari asap rokok dalam jangka panjang menyebabkan iritasi dan peradangan kronis pada paru-paru, mengurangi kemampuan organ ini untuk bekerja dengan optimal.
"Merokok itu pastilah menimbulkan kesakitan dan kematian,” kata Ardini dalam keterangan di Jakarta, Minggu (13/8).
Penyakit akibat merokok seperti penyakit jantung koroner (PJK) dan penyakit kardiovaskular, menjadi penyakit katastropik yang membutuhkan biaya tinggi. Selain itu, Ardini mencatat penyakit paru ostruktif kronis akibat rokok terus meningkat. Belum lagi masalah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBRL).
Lantas dari mana pemerintah membayar biaya para penderita akibat penyakit rokok itu? Ardini mengatakan, tentu dari cukai rokok juga.
"Seperti pembangunan kesehatan itu juga perlu, dari mana? Dari cukai rokok. Makanya, artinya biaya kesehatan membiayai penyakit akibat rokok semakin tinggi, cukainya juga harus tinggi. Coba bayangkan," tukasnya.
Tahun 2020-2025, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Menurut Ardini, anak muda akan menanggung orang tua selama produktif dan sehat. Lalu bagaimana generasi perokok bisa menghadapi bonus demografi?
"Fenomena merokok justru melanda anak-anak remaja produktif. Perilaku seks dan rokok di kalangan anak dan remaja sangat mengkhawatirkan. Paling saya hanya bisa kasih tahu lingkungan bahwa itu bahaya. Bayangkan ada orang miskin di Bandung, tak punya uang biayai anaknya kuliah, tapi bapak ibunya merokok," ungkap Ardini.
Karena itu, lanjutnya, salah satu alternatif yang kini digunakan adalah dengan vape atau rokok elektrik. Hal itu dapat menurunkan jumlah perokok dan bahaya penyakit yang ditimbulkan.
"Bagaimana sih sehingga lingkungan terbebas dari asap rokok? Harus ada kebijakkan yang mengatur. Silahkan soal regulasi vape siapa yang mengatur. Siapa yang mengontrol. Harus pikirkan sama-sama," jelasnya.
Amaliya dari Academic Leadership Grant Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat memaparkan bahwa vape bisa menurunkan resiko penyakit pada para perokok berat. "Selama enam bulan penggunaan vape, zat beracun bernama tar, yang memicu risiko kanker akibat efek jangka panjang rokok konvensional, menurun. Ini kalau si perokok sudah benar-benar berganti 100 persen ke vape," kata Amaliya.
Namun, penurunan risiko kanker tidak efektif pada perokok yang masih menggunakan rokok konvensional dan vape.
Selain itu, berdasarkan penelitian dari dr Lion Shahab (University of College London) yang dipaparkan pada Forum Nikotin Global 2017 (Global Forum on Nicotine) di Warsawa, Polandia pada 15-17 Juni 2017 juga menyebutkan vape bisa mengurangi resiko kanker.
Baca juga:
Kenaikan cukai rokok tak turunkan produksi, justru timbulkan PHK
Perokok pemula terus meningkat, WHO usul cukai cukai rokok dinaikkan
Bea Cukai Jabar sebut Bandung kota penghasil rokok ilegal terbanyak
Bea Cukai Aceh sita rokok ilegal, potensi cukai lebih dari Rp 1 M
Pemerintah diminta naikkan tarif cukai rokok putih dan impor
DPR dukung pemerintah perluas objek barang kena cukai
Membongkar dampak buruk rencana penerapan cukai plastik di Indonesia