Pemerintah Diminta Susun APBN Berorientasi Kelestarian Lingkungan
Badan Anggaran DPR RI menilai selama ini pembangunan nasional hanya berorientasi pada sektor ekonomi belaka dan mengesampingkan aspek-aspek lingkungan. Tak heran pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak sejalan dengan kelestarian lingkungan.
Badan Anggaran DPR RI menilai selama ini pembangunan nasional hanya berorientasi pada sektor ekonomi belaka dan mengesampingkan aspek-aspek lingkungan. Tak heran pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak sejalan dengan kelestarian lingkungan.
"Selama ini nalar pembangunan yang terbentuk bersifat ekonomistik, ini hanya untuk perekonomian tinggi dan mengabaikan aspek lingkungan," kata Ketua Banggar, Said Abdullah, dalam Sidang Paripurna di Kompleks DPR-RI, Jakarta, Kamis (30/9).
-
Kenapa DPR mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung? Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari penerapan APBN? Sebagai salah satu unsur penting dalam perekonomian negara, tentu APBN diadakan dengan fungsi dan tujuan yang jelas.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan APBN? Di mana pemerintah harus bertanggung jawab atas semua pendapatan dan pengeluaran kepada rakyat, di mana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
-
Apa yang diusulkan oleh Baleg DPR terkait dengan DKJ? Baleg DPR mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi. Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Achmad Baidowi alias Awiek mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi.
-
Apa yang diteladani oleh ASN di Banyuwangi? Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi untuk meneladani sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW.
Said menilai, saat ini sudah saatnya rencana pembangunan nasional memberikan perhatian kepada aspek lingkungan dan keanekaragaman hayati. Isu ini kata dia sudah menjadi pembahasan tingkat global sejak tahun 1997. Namun sayangnya berbagai negara belum meratifikasi Protokol Kyoto di Jepang yang telah disepakati saat itu.
"Sayangnya tidak banyak negara meratifikasi atau menjalankan ini," kata dia.
Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia akhirnya menandatangani Paris Agreement tahun 2016 sebagai upaya pengendalian gas rumah kaca. Perjanjian internasional ini pun telah diratifikasi Indonesia. Namun, sayangnya lagi, kata Said, pembangunan nasional masih belum ramah terhadap emisi.
"Sekali pun sudah diratifikasi, tidak serta merta pembangunan kita ramah emisi," kata dia.
Bahkan di masa depan, kerusakan ekologi dan berbagai virus menjadi tantangan yang akan dihadapi Indonesia. Apalagi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebut, Jakarta sebagai Ibukota Indonesia akan tenggelam sebagai akibat turunnya muka laut. Selain itu beberapa waktu lalu juga ditemukan ribuan burung pipit mati di Bali dan Cirebon karena tingkat keasaman air hujan yang tinggi.
"Ini beban berat bagi bumi," kata dia.
Untuk itu, Said meminta penyusunan APBN selanjutnya berorientasi juga pada wawasan lingkungan. Sehingga tidak hanya semata untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi belaka, melainkan memasukkan aspek lingkungan sebagai penyeimbang.
"Orientasi penyusunan APBN berwawasan lingkungan sangat penting kita lakukan. Ke depan wujud APBN kita tidak semata milik canon ekonomi tapi ada timbangan penyimpangan yaitu timbangan lingkungan," kata dia.
"Banggar berharap asumsi makro kita ini bukan ekonomi makro tapi tambahkan indeks lingkungan hidup dalam pilarnya," sambungnya.
Baca juga:
Tangani Covid-19, Pemerintah Anggarkan Alokasi Kesehatan di Atas Ketentuan UU
Sri Mulyani: Penyehatan APBN Tak Ganggu Momentum Pemulihan Ekonomi
Kemenkeu Catat Penerimaan Negara Mulai Membaik Beberapa Minggu Terakhir
Anggaran Pendidikan di 2022 Naik Menjadi Rp542,8 Triliun
Pemerintah Alokasikan Rp7,67 Triliun Bantu Pemulihan Sektor Parekraf
Proyek Ibu Kota Baru Masuk Prioritas, Dapat Anggaran Rp510,79 M Tahun Depan