Pengusaha hotel bantah konsumsi masyarakat beralih ke jalan-jalan
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan telah terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari sebelumnya belanja barang biasa menjadi belanja menyenangkan. Namun, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menegaskan tidak menemukan adanya peralihan pola konsumsi ke hotel.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan telah terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari sebelumnya belanja barang biasa menjadi belanja menyenangkan, seperti menginap di hotel dan jalan-jalan.
Terkait hal itu, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menegaskan tidak menemukan adanya peralihan pola konsumsi ke hotel, begitu juga ke tempat-tempat rekreasi.
-
Siapa yang menginjak-injak lencana merah putih di hotel di Jalan Bali? Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Apa ciri khas dari 'Downtown Hotel'? Berbeda dengan residential hotel yang jauh dari keramaian, downtown hotel justru berada di pusat keramaian. Biasanya, jenis hotel ini berada di kawasan perdagangan dan perbelanjaan.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Dimana lokasi Siantar Hotel yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia? Hotel yang beralamatkan di Jalan W.R. Supratman Nomor 3 ini menjadi saksi bisu perjuangan berdarah masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
-
Kenapa Hotel Kalitaman dibangun? Dilansir dari Nitroburner.nl, saat Pangeran Frederik menetap di Semarang selama perjalanannya ke Jawa, ia juga ingin melakukan perjalanan ke Salatiga. Namun kesulitannya adalah mencari akomodasi yang cocok untuk tamu kerajaan dan rombongan. Maka di Salatiga dibangunlah gedung hotel tersebut secara tergesa-gesa.
"Kami tidak menemukan terjadi shifting ke hotel. Dan kami juga tanya ke teman-teman taman rekreasi juga tidak lihat lonjakan signifikan, juga teman-teman travel agent yang kelola outbond," ujarnya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (13/11).
Dia mengatakan sejauh ini jumlah pengunjung yang datang atau menginap di hotel masih relatif normal. Tidak ada lonjakan secara signifikan baik hotel berbintang maupun non berbintang.
"Artinya kan kalau shifting kan berarti yang lokal ya, tamu lokal ya, tamu lokal itu enggak terlihat. Normal-normal saja. Ya kenaikannya itu paling overall antara 5-10 persen. Kalau ada shifting itu kan semua ya, ini tidak," imbuhnya.
Pada semester I-2017, lanjutnya, memang terjadi lonjakan tamu hotel karena ada banyak hari libur atau tanggal merah. Meski begitu lonjakannya tidak terlalu tinggi.
"Kemarin saja ramai semester pertama karena banyak libur ya. Tapi yang melonjak itu hanya liburan hari kejepit yang pertama ya. Kan libur kejepit itu kan beberapa kali tuh. Kejepit berikutnya biasa saja," tandasnya.
Baca juga:
Bos Bappenas beberkan penyebab melambatnya konsumsi masyarakat di kuartal III-2017
INDEF sebut pelemahan daya beli karena Jokowi cabut subsidi
Kenaikan tarif listrik hingga pergeseran masa panen pukul daya beli motor masyarakat
Pemerintah Jokowi-JK diingatkan soal daya beli merosot dan tingginya ancaman PHK
Trade Mall Agung Podomoro ngaku masih ramai di tengah pelemahan daya beli masyarakat
Turunnya daya beli masyarakat dan anomali ekonomi versi Sri Mulyani
BPS catat daya beli masyarakat turun, ini tanggapan Menteri Sri Mulyani