Pengusaha Khawatir Produksi Sawit Terganggu Gara-Gara El Nino
Musim kemarau panjang yang terjadi berpotensi menganggu panen sawit di perkebunan.
Musim kemarau panjang yang terjadi berpotensi menganggu panen sawit di perkebunan.
Pengusaha Khawatir Produksi Sawit Terganggu Gara-Gara El Nino
Pengusaha Khawatir Produksi Sawit Terganggu Akibat Fenomena El Nino
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono, mengatakan fenomena El Nino dapat mengganggu produksi sawit dan minyak sawit. Musim kemarau panjang yang terjadi berpotensi menganggu panen sawit di perkebunan.
"Terkait El Nino, dampaknya ke produksi tahun ini memicu terjadinya keterlambatan panen. Karena buah terlambat matang karena nggak ada hujan," kata Eddy dalam Konferensi IPOC 2023, Selasa (3/10).
- Balai Besar Penelitian Salatiga Produksi 2 Juta Telur Nyamuk Wobachia Tiap Pekan, Jika Berkembangbiak 60% Disetop
- Terungkap, Menantu Dibunuh Mertua di Pasuruan Ternyata Mahasiswi UT Unair
- Dua Warga Tewas Usai Berkelahi Gara-Gara Ikan Mati Keracunan
- Ganjar Disekakmat Mahasiswa UI soal Capres Petugas Partai, Singgung Pernah 'Digebuki' Teman Sendiri
Bahkan Gapki memprediksi, tahun depan akan terjadi penurunan produksi sawit jika tidak dilakukan pemeliharaan sebelum kemarau.
Justru sebaliknya, jika dilakukan pemeliharaan dengan baik maka produksi sawit bisa terjaga.
merdeka.com
"Tetapi ada kemungkinan nanti tahun depan akan terjadi penurunan, dengan catatan apabila dalam maintenance atau pemeliharaannya tidak bagus," kata Eddy.
Namun, untuk tahun ini kemungkinan hanya terjadi keterlambatan panen saja.
Dia memperkirakan keterlambatan tersebut tidak akan sampai mengakibatkan penurunan produksi seperti yang terjadi pada tahun 2015 dan 2019.
Sementara terkait harga, GAPKI memprediksi harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dapat bergerak di rentang USD 900-USD 910 per ton.
Bahkan berpeluang bisa naik ke level USD 1.000 per ton.
"Kalau soal fluktuasi, harga komoditas memang akan selalu ada ayunan. Karena minyak sawit ini adalah salah satu minyak nabati dunia, meski pangsa pasarnya adalah terbesar, yaitu 33 persen," ujar Eddy.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gapki, M Hadi Sugeng, menyebut meskipun dihadapkan pada ancaman El Nino, namun produksi minyak sawit tahun ini diprediksi naik dibandingkan tahun 2022.
"Produksi tahun ini kami prediksi hanya naik 5 persen menjadi 54 juta ton. CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah)-nya 49 juta ton, naik dari tahun lalu 46 juta ton. CPKO (Crude Palm Kernel Oil/ minyak inti sawit mentah)-nya 4,7 juta ton naik dari tahun lalu sekitar 4,5 juta ton," kata Hadi Sugeng.