Penjelasan Lengkap Lee Hsien Loong soal Sengketa Rumah 38 Oxley Road
Lee Hsien Loong sudah mengungkapkan konflik berkepanjangan ini sejak tahun 2017.
Sengkarut harta warisan yang melibatkan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan sang adik Lee Hsien Yang, kembali menjadi pembicaraan dunia. Keduanya bersengketa mengenai kediaman peninggalan Lee Kuan Yew, perdana menteri pertama Singapura, sekaligus ayah kandung mereka.
Peecahnya konflik ini bukan kali ini saja menyeruak ke publik.
- Potret Rumah Warisan 38 Oxley Road Lee Kuan Yew yang Kini jadi Sengketa hingga Hebohkan Dunia
- Sosok Wasit Kontroversi Eko Agus di Laga Aceh Vs Sulteng, Dikabarkan Guru Olahraga SMP
- Fakta dan Sejarah Kelam Rumah Peti Mati di Hong Kong
- Maling Bobol Rumah Mewah di Makassar saat Pemilik Liburan ke Singapura, Mobil hingga Uang Raib
Pada 19 Juni 2017, melalui channel resmi Prime Minister's Office, Singapura, Lee Hsien Loong pernah menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi antara dirinya dengan Yang terkait rumah peninggalan sang ayah di jalan Oxley nomor 38.
"Sebagai Perdana Menteri, saya memohon maaf kepada Anda sekalian. Sebagai anak pertama, konflik ini membuat saya sedih karena berpikir bahwa Bapak (Lee Kuan Yew) kami akan menderita jika melihat kondisi kami seperti ini," kata Lee Hsien Loong.
Dia mengatakan sudah melakukan apapun agar konflik keluarga tidak menimbulkan bahkan menyeret kepentingan negara.
Namun, Lee Hsien Loong mengungkapkan sang ayah mewariskannya sebuah properti di jalan Oxley nomor 38.
"Namun saudara saya tidak senang akan hal ini," kata dia.
Lee Hsien kemudian melakukan negosiasi secara serius kepada saudara-saudaranya yang merasa kecewa terkait warisan property tersebut jatuh kepada Lee Hsien.
"Saya menawarkan transfer uang kepada mereka tapi tawaran itu gagal," ucapnya.
Hingga kemudian, Lee Hsien menjual kediamannya yang berada di jalan yang sama kepada sang adik. Nilainya sesuai dengan harga pasar. Hasil dari penjualan rumah tersebut kemudian didonasikan seluruhnya.
Dalam video berdurasi 3,41 menit itu, Lee Hsien berharap tidak ada lagi pertengkaran karena rumah warisan tersebut.
"Sudah seharusnya tidak ada lagi pertengkaran sejak saya tidak lagi hak kepemilikan rumah tersebut," ucapnya.
"Dan saya tidak ada urusan apapun dengan keputusan pemerintah terhadap rumah tersebut," imbuhnya.
Keputusan Lee Hsien Loong Memuaskan Sang Adik.
Saudara Lee Hsien Loong membuat gugatan serius ke pengadilan terkait konflik berkepanjangan menegani rumah warisan.
"Mereka menuduuh saya menyalahgunakan wewenang saya sebagai perdana menteri, untuk mempengaruhi Deputi Perdana Menteri, Teo Chee Hean," ujarnya.
Tuduhan ini, kata Lee Hsien Loong, melampaui masalah pribadi bahkan mencakup perilaku kelembagaan Lee Hsien Loong dan integritas pemerintah. Lee Hsien berpandangan kondisi seperti ini merupakan pengalaman paling tidak menyenangkan bagi warga Singapura
"Meskipun saya ingin melupakan hal ini, dan mengakhiri pengalaman yang paling tidak menyenangkan bagi warga Singapura, tuduhan tidak berdasar terhadap Pemerintah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Hal-hal tersebut harus dan akan ditangani secara terbuka dan dibantah," tegasnya.
Terbuka dan Disangkal
Saat Parlemen menggelar sidang pada 3 Juli 2017, Lee Hsien membuat Pernyataan Menteri untuk membantah tuduhan tersebut. Semua anggota parlemen kemudian mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan bagi diri mereka sendiri dan konstituen mereka.
"Saya sudah instruksikan agar cambuk partai PAP dicabut. Saya mendesak semua anggota parlemen, termasuk anggota parlemen non-PAP, untuk mengkaji masalah ini secara menyeluruh dan menanyai saya dan rekan-rekan Kabinet saya dengan penuh semangat," ucapnya.
"Saya berharap penayangan publik secara penuh di Parlemen ini akan menghilangkan segala keraguan yang telah tertanam dan memperkuat kepercayaan terhadap lembaga-lembaga dan sistem pemerintahan kita."
Adik Lee Hsin Loong Tinggalkan Singapura, Cari Suaka ke Inggris
Hampir tujuh tahun berlalu, konflik antar Lee Hsin Loong dengan sang adik Lee Hsin Yang terkait rumah warisan tak kunjung menemui titik terang.
Lee Hsien Yang dan istrinya telah keluar dari Singapura sejak tahun 2022 setelah memutuskan untuk tidak menghadiri wawancara polisi yang dijadwalkan atas potensi pelanggaran memberikan bukti palsu dalam proses peradilan mengenai wasiat ayahnya Lee Kuan Yew.
Surat wasiat tersebut berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dengan rumah keluarga di 38 Oxley Road.
Beberapa hari setelah kematiannya, Lee Hsien Yang mengatakan dia akan mengajukan permohonan untuk menghancurkan rumah keluarganya sesuai dengan keinginan orang tuanya.
Lee Hsien Yang dan mendiang Lee, saudara Lee Hsien Loong, mereka merasa terancam saat mencoba memenuhi keinginan mendiang ayah mereka untuk menghancurkan rumah tersebut.
Dilansir Channel News Asia, Lee Hsien Yang mengatakan dia sedang mencari perlindungan suaka di Inggris sejak tahun 2022. Lee mengaku mendapatkan intimidasi serius yang melibatkan Pemerintah Singapura.
"Saya tetap menjadi warga negara Singapura dan berharap suatu hari nanti akan aman untuk kembali ke rumah,” kata Lee.
Di sisi lain , Pemerintah Singapura mengatakan tidak ada dasar atas tuduhan penganiayaan terhadap Lee Hsien Yang. Bantahan ini sekaligus sebagai tanggapan atas status suakanya di Inggris.
“Peradilan Singapura tidak memihak dan mengambil keputusan secara independen. Inilah sebabnya masyarakat Singapura memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap peradilan,” ujar Pemerintah Singapura.
Pemerintah setempat juga menyampaikan tidak ada batasan hukum bagi Tuan Lee Hsien Yang dan istrinya Nyonya Lee Suet Fern untuk kembali ke Singapura.
“Mereka bebas dan selalu bebas untuk kembali ke Singapura,” tegas pemerintah.