Fakta dan Sejarah Kelam Rumah Peti Mati di Hong Kong
Rata-rata warga Hong Kong perlu menabung lebih dari 18 tahun gaji tanpa ada pengeluaran, untuk mendapatkan rumah.
Bukan fakta baru lagi jika harga rumah di Hong Kong paling mahal di dunia. Bahkan hampir mustahil penduduk Hong Kong memiliki rumah layak huni.
Maka dari itu, banyak warga lokal hidup di rumah peti atau dikenal dengan coffin house. Luas rumah peti mati itu tak lebih dari 5 meter, layaknya kandang anjing.
-
Kapan peti mati itu dibuat? Peti mati ini dibuat dengan satu batang kayu utuh. Di gua-gua yang tersebar di dataran tinggi Thailand barat laut, ditemukan kuburan misterius dari masa lampau.
-
Di mana peti mati itu ditemukan? Di gua-gua yang tersebar di dataran tinggi Thailand barat laut, ditemukan kuburan misterius dari masa lampau.
-
Siapa pemilik awal peti mati? Pemilik awal sarkofagus, sebuah wadah yang ditutupi dengan dekorasi ukiran dan teks, masih menjadi misteri. Namun, arkeolog tahu sarkofagus tersebut adalah milik seorang 'tokoh berpangkat tinggi dari Kerajaan Baru Mesir,' menurut pernyataan tersebut.
-
Di mana peti mati ditemukan? Kedua patung tersebut pertama kali ditemukan di kota Mesir kuno, Naukratis.
-
Siapa yang membuat peti mati itu? Penulis studi dan ahli biologi dari Universitas Naresuan Thailand, Wibhu Kutanan mengatakan, hasil penelitiannya berkontribusi pada munculnya gambaran lanskap genetik yang kompleks di daratan Asia Tenggara setelah zaman Neolitikum.
-
Dimana peti mati ditemukan? Arkeolog menggali peti mati tersebut pada awal 2023 dan menemukan gambar yang mirip Marge Simpson di bagian dalam tutupnya, dikelilingi oleh selusin pendeta yang melambangkan 12 jam dalam sehari.
Rumah ini sedikitnya dihuni oleh 200.000 orang-orang miskin yang tak mampu membeli rumah layak huni.
Luas rumah yang teramat sempit nyatanya tidak menjamin harga sewanya terjangkau.
Berdasarkan data Society for Community Organisation (Soco), sebuah LSM yang memberikan bantuan kepada kaum miskin di Hong Kong, sewa bulanan untuk satu tempat tidur susun berkisar antara HKD1.800 hingga HKD2.500 atau setara Rp3,7 hingga Rp5 juta per bulan.
Penghuni pertama rumah tersebut adalah para migran dari China daratan. Mereka adalah pekerja kasar yang keluar dari China daratan akibat perang.
Awalnya, rumah-rumah ini hanya tempat tidur susun dari logam yang kemudian dilapisi dengan pagar kawat kasa.
Masalah mulai bermunculan di rumah peti mati itu hingga akhirnya pemerintah Hongkong membangun 780.679 unit rumah susun subsidi yang disediakan di gedung-gedung 40 lantai.
Namun, rumah ini tak juga menjawab persoalan yang ada. Harga rumah susun yang dibangun pemerintah setara dengan harga sewa rumah peti mati.
Rumah peti mati Hong Kong juga dikenal sebagai tempat paling tidak aman. Melansir The Guardian, banyak penghuni rumah tersebut sebagai pecandu narkoba. Adapula anggota gengster yang siap kapan saja membuat seseorang celaka.
Hong Kong sejauh ini merupakan pasar perumahan termahal di dunia. Rata-rata orang perlu menabung lebih dari 18 tahun gaji, menghabiskan uang tersebut tanpa melakukan hal lain, agar mampu membeli rumah. Hampir satu dari tujuh warga Hong Kong hidup dalam kemiskinan.
Di bawah pimpinan kepala eksekutif yang saat itu dijabat oleh Leung Chun-ying, program-program untuk mengurangi biaya perumahan yang meroket disebut sebagai kegagalan, jika tidak bisa dikatakan kegagalan total.
Meskipun berjanji untuk menjadikan perumahan sebagai pusat pemerintahannya, Leung hanya membangun setengah dari jumlah flat publik yang dijanjikannya.
"Situasi perumahan semakin memburuk. Dalam hal harga sewa, kualitas apartemen, dan waktu tunggu untuk perumahan publik, semua hal ini semakin memburuk,"
kata Angela Lui, seorang organisator komunitas di Soco selama tujuh tahun terakhir.