Perpadi pertanyakan motif penjual beras plastik
"Tidak mungkin motif ekonomi bagi pelaku usaha karena biji plastik itu kan sekarang sangat tinggi."
Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Soekidi memertanyakan motif pedagang yang menjual beras plastik. Sebab, dia meyakini penjualan beras sintetis itu tak menguntungkan sama sekali.
"Tidak mungkin motif ekonomi bagi pelaku usaha karena biji plastik itu kan sekarang sangat tinggi. Kalau di-mix (campur) tujuannya apa?" ujar Nellys Soekidi saat talkshow "Kejahatan Beras Sintetis" Jakarta, Sabtu (23/5).
-
Kapan borgol plastik diperkenalkan? Borgol plastik atau plastic cuffs diperkenalkan pada 1965.
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Apa yang bisa ditimbulkan dari plastik buat janin? Banyak penelitian menjelaskan akan bahayanya limbah dan zat beracun dapat memicu naiknya resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada janin dan anak-anak. Selain itu, ibu hamil yang terus-menerus terpapar partikel kimia dari sampah plastik memiliki resiko besar mengalami keguguran, kelahiran prematur hingga penyakit bawaan lahir pada janin.
-
Mengapa warga Bandung mengolah sampah plastik menjadi kerajinan? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
Menurut Nellys, beras plastik tidak hanya merugikan penjualnya saja. Tapi juga seluruh pedagang beras di Indonesia.
"Kami inginnya kondisi stabil, dagang yang baik. Saya pikir seperti itu," katanya. "Biji plastik resikonya sangat tinggi. Ditinggal pelanggan. Kedua bisa terkena hukum kan plastik diaduk sama beras. Untungnya dimana?"
Atas dasar itu, Nellys meminta pemerintah segera menuntaskan kasus peredaran beras plastik tersebut. Sehingga, kepercayaan masyarakat kepada penjual beras bisa membaik.
"Jadi untuk sekarang kita tunggu saja hasil dari BPOM, agar semuanya mengetahui motif apa yang dilakukan dari beredarnya beras plastik ini. Saya juga ucapkan terima kasih pada Bu Dewi, atas laporan ini, jadi kami akan lebih melakukan pengawasan lagi," ungkapnya.