Perusahaan China Siap Serbu Pasar Indonesia
Ada kekhawatiran bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi serbuan investasi.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan pihaknya banyak menerima permintaan pertemuan dari perusahaan-perusahaan asal Cina sejak Donald Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
"Setelah terakhir Trump terpilih sebagai peresiden AS, terus terang ada banyak sekali permintaan dari perusahaan-perusahaan tiongkok bertemu dengan pihak dengan Kemenperin," kata Faisol dalam acara Sarasehan 100 Ekonom INDEF, Selasa (3/12).
- Prabowo Sebut Perusahan Indonesia-China Bakal Teken Kontrak Bisnis Senilai USD 10 Miliar
- Ini Alasan China Minat Investasi di kabupateng Tangerang
- Perusahaan China Gelontorkan Investasi Nyaris Rp2 Triliun untuk Bangun Pabrik Motor Listrik di Kendal
- Benarkah Investasi Indonesia Dikuasai China? Cek Datanya di Sini
Faisol menyebut hal ini merupakan peluang namun sekaligus tantangan besar bagi Indonesia. Pihaknya menduga perusahan tersebut berpikir lebih baik memindahkan industrinya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara agar mengekspor langsung ke Amerika Serikat lebih menguntungkan dibandingkan langsung ke China.
Meski situasi ini dianggap menggembirakan, ada kekhawatiran bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi serbuan investasi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, perbaikan regulasi harus segera dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut
"Tentu ini situasi yang dalam tanda petik menggembirakan tapi mengkhawatirkan karena salah satunya kita belum betul-betul bisa siap dengan seluruh serbuan investasi jika ini terjadi karena perbaikan regulasi harus secepat mungkin kita lakukan dalam rangka melihat atau antisipasi perekon global ini," bebernya.
Di sisi lain, dalam rencana pembangunaan jangka menengahnya melalui asta cita menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan memproyeksikan kontribusi industri non migas mencapai 20 persen pada 2029, Faisol bilang hal itu tentu tidak mudah, sebab saat ini baru 18 persen dan situasi global.
Ia menyatakan ada beberapa strategi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah antara lain mengembangkan industri prioritas, akselerasi ekspor produk dan jasa industri penguatan industri kecil dan menengah sebagai rantai pasok.
Kemudian pengembangan industri hijau, konglomerasi kawasan industri di KEK sebagai pusat pertumbuhan baru dan pengembangan industri halal.
"Tentu tantangan ini semakin besar dan sebagaiman tadi bahwa permintaan untuk betul-betul mengorkestrasi investasi di Indonesia itu sangat perlu dilakukan," Faisol mengakhiri.