PHRI Tolak Rencana Wajib Sertifikasi CHSE
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menolak rencana pemerintah untuk mewajibkan sertifikasi Clean, Health, Safety dan Environment (CHSE) bagi industri pariwisata khususnya sektor hotel dan restoran. Sebab, industri hotel dan restoran masih berupaya bangkit dari dampak pandemi.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menolak rencana pemerintah untuk mewajibkan sertifikasi Clean, Health, Safety dan Environment (CHSE) bagi industri pariwisata khususnya sektor hotel dan restoran. Sebab, industri hotel dan restoran masih berupaya bangkit dari dampak pandemi.
"Kami Pimpinan BPD PHRI Jakarta menolak rencana tersebut jika dilakukan saat ini karena bersifat kontra produktif dari upaya kami yang berusaha bangkit dari keterpurukan," kata Ketua BPD PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, Jakarta, Senin (27/9).
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Kalitaman dibangun? Dilansir dari Nitroburner.nl, saat Pangeran Frederik menetap di Semarang selama perjalanannya ke Jawa, ia juga ingin melakukan perjalanan ke Salatiga. Namun kesulitannya adalah mencari akomodasi yang cocok untuk tamu kerajaan dan rombongan. Maka di Salatiga dibangunlah gedung hotel tersebut secara tergesa-gesa.
-
Kapan Siantar Hotel diresmikan? Mengutip dari beberapa sumber, Siantar Hotel dulunya diresmikan pada 1 Februari 1915.
-
Kapan Hotel Kalitaman dibangun? Bangunan itu dibangun pada tahun 1837 untuk menyambut kedatangan Pangeran Williem Frederik Henderik, putra raja Williem II.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
Sutrisno menjelaskan beberapa alasan penolakan oleh PHRI. Sejak kemunculan dan penerapannya, CHSE tersebut belum memberikan dampak signifikan terhadap usaha Hotel dan Restoran. Sehingga hal tersebut dinilai hanya bersifat sebagai 'marketing gimmick' dengan labeling 'I do care'.
"Namun sejatinya praktik Clean, Health, Safety, Environment sudah menjadi best practice hotel dan juga sudah termasuk dalam penerapan standar laik sehat, food safety management system dan OHSA," jelasnya.
Protokol Kesehatan yang diterapkan pada sektor hotel dan restoran, kata Sutrisno, telah dilaksanakan dengan baik. Bahkan hotel dan restoran adalah sektor yang paling siap dalam mengimplementasikan prokes tersebut.
Dia melanjutkan, CHSE ini digadang-gadang akan diterapkan pada seluruh industri pariwisata termasuk Desa Wisata dan lain-lain. Padahal sertifikasi CHSE tersebut menelan dana yang besar dan tidak sebanding dengan pendapatan pengusaha.
"Apabila akan didorong menjadi sertifikasi mandiri dengan mekanisme OSS berapa banyak kapitalisasi dana yang akan terhimpun dari program yang kurang bermanfaat ini dan tentunya akan sangat membebani pengusaha," tandasnya.
Baca juga:
Viral Ada Villa Mewah di Tengah Hutan Gunung Salak, Begini Faktanya
PHRI: Aturan Anak 12 Tahun Boleh ke Hotel Belum Mampu Dongkrak Hunian
Bupati Bogor Izinkan Hotel Operasikan Ruang Pertemuan Tanpa Makanan Prasmanan
10 Hotel Terbaik di Dunia 2021 Versi Travel+Leisure
Masuk Hotel, Anak di Bawah 12 Tahun Wajib Tunjukkan Antigen Negatif
20 Hotel Terbaik di Dunia Versi Travel+Leisure, Indonesia Sumbang 2