PLN Incar Tarik Utang Rp28,26 Triliun Tahun ini
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana mencari utang hingga USD 2 miliar atau setara Rp 28,26 triliun (asumsi Rp 14.130 per USD) pada tahun ini. Uang yang didapat akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur kelistrikan. Dalam satu tahun, PLN membutuhkan Rp 80 triliun sampai Rp 90 triliun
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana mencari utang hingga USD 2 miliar atau setara Rp28,26 triliun (asumsi Rp14.130 per USD) pada tahun ini. Uang yang didapat akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur kelistrikan.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, dalam satu tahun, PLN membutuhkan Rp80 triliun sampai Rp90 triliun untuk membiayai proyek infrastruktur kelistrikan. Kemampuan keuangan perusahaan untuk membiayai proyek hanya mencapai 40 persen, sedangkan sisanya akan ditutup dari utang.
-
Kenapa PLBN Entikong dibangun ulang? "Ini masalah kebanggaan, masalah nasionalisme, masalah martabat dan harga diri kita. Kalau saya tidak mau seperti itu. Di sana saya bisa melihat, yang di sebelah sangat megah, yang di kita sangat jelek sekali. Saat itu juga saya perintahkan Menteri PU seminggu harus diruntuhkan," ujar Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLBN Entikong, 21 Desember 2016.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Mengapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Bagaimana PLBN Entikong dibangun? PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merupakan pelaksana konstruksi yang dipercaya pemerintah untuk melakukan perombakan total Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dengan nilai proyek Rp152,49 miliar.
-
Apa itu PLBN Entikong? Ya, bangunan tersebut adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
"Dulu saya katakan investasi kita setiap tahun antara Rp80 triliun hingga Rp90 triliun. Sekarang baru 40 persen. Sisanya nanti cukup banyak utang juga,"kata Sarwono, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/6).
Sarwono mengungkapkan, PLN akan mencari pinjaman pada kuartal III atau IV 2019, seiring jatuh tempo tagihan biaya proyek infrastruktur kelistrikan. Pada tahun ini, rencananya perusahaan akan menghimpun dana dari utang sebesar USD 1 miliar sampai USD 2 miliar.
"Tahun ini kita akan nambah lagi mungkin, karena mulai bayar banyak, bayar-bayar investasi,"
Menurut Sarwono, sumber utang PLN didapat dari berbagai instrumen, diantaranya penerbitan global bond dan pinjaman ke bank lokal atau internasional. Namun dia belum bisa menyebutkan lebih rinci, karena masih melihat kondisi pasar.
"Jadi pilihannya (utang) selalu saya katakan tergantung dari situasi pasar. Kalau pasarnya bagus di pinjaman ya pinjaman," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Sejak Akhir 2015, PLN Tambah Utang Hingga Rp160,7 Triliun
PLN Klaim Rasio Pemadaman Listrik Sejak 2016 Terus Menurun
Bali Larang Pembangunan Pembangkit Listrik Batu Bara dan BBM
PLN Bakal Terapkan Aturan Baru: Tarif Listrik Bisa Berubah Setiap Saat
PLN Bali Raup Pendapatan Rp3 Triliun Hingga Mei 2019
Strategi PLN Penuhi Kebutuhan Industri Dalam Negeri
Menteri Rini Mengaku Belum Terima Laporan Calon Dirut PLN Baru