Prabowo Pede Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8 Persen, Analis Bilang Begini
Respons ekonom terkait ambisi Prabowo Subianto yang ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 8 persen per tahun.
Presiden terpilih, Prabowo Subianto menargetkan selama kepemimpinannya nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.
- Penjelasan Keponakan Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tidak Bakal Terealisasi Tahun Depan
- Bisakah Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Era Prabowo Tercapai? Begini Analisanya
- Prabowo Bertaruh Dengan Menteri Negara Lain soal Ekonomi Indonesia Bisa Capai 8 Persen
- Prabowo Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh 8 Persen dengan Mudah
Terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan target tersebut jauh dibanding target pertumbuhan ekonomi yang tertulis di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di kisaran 6,5 persen sampai 7 persen.
"Kita tahu bahwa Pak Prabowo beberapa waktu yang lalu optimis pertumbuhan ekonomi bisa smapai 8 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan target ekonomi yang tertulis dalam RPJPN 2025-20245 yang masih dalam pembahasan di DPR, di RPJPN 6,5-7 persen," kata Faisal dalam Core Midyear Economic Review 2024: Mitigasi Risiko ekonomi jelang Pemerintahan Baru, Selasa (23/7).
Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai mustahil bisa terwujud. Lantaran, pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun saja untuk mencapai di atas 5 persen sangat sulit.
"Pak Prabowo menargetkan 8 persen, realitanya kisarannya prediksi 4,9 - 5 persen. Jadi belum banyak berubah dibandingkan dengan 10 tahun terakhir daripada Pemerintahan Jokowi," kata Faisal.
Maka, trget pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai tidak akan tercapai jika Pemerintahan Prabowo selanjutnya tidak melakukan terobosan dalam kebijakan ekonominya. Bahkan, ia memprediksi bisa meleset.
"Ini perlu diantisipasi resiko ini, karena akan sangat mungkin jika tidak ada terobosan dalam hal strategi kebijakan ekonomi maka akan meleset lagi pertumbuhan ekonominya," pungkasnya.