Pulang dari Abu Dhabi Luhut Laporan ke Jokowi dan Prabowo: Banyak Uang Antre Masuk RI Pakai Skema Family Office
Luhut mengklaim banyak investor asing antre masuk RI jika menerapkan skema investasi family office.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan hasil kunjungannya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu terkait perusahaan keluarga atau family office.
Luhut mengatakan, pada Minggu (21/7) malam dirinya juga telah membicarakan potensi pemasukan dana dari family office kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Saya baru kembali dari Abu Dhabi, dan saya sudah lapor sama Bapak Presiden Jokowi dan juga presiden terpilih tadi malam (Prabowo Subianto) masalah family office dan family business," ujar Luhut di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (22/7).
Luhut bilang skema investasi family office yang dirancang Indonesia saat ini tengah dinantikan para pebisnis. Bahkan dia mengklaim banyak investor yang tidak sabar menunggu kebijakan tersebut diimplementasikan.
"Kenapa kita pingin family office dan family business, karena sekarang uang bertaburan yang pingin juga masuk ke Indonesia," tegas Luhut.
Dari hasil pengalamannya ke luar negeri tersebut, ia mendorong agar pemerintah bisa memberikan insentif kepada investasi terkait family office.
"Kita harus kasih insentif. Saya bicara dengan ibu Menteri Keuangan, dan saya belajar kemarin pergi ke Abu Dhabi dan juga Dubai melihat nanti dari Kementerian Hukum dan HAM dan beberapa kementerian lain, dari OJK dan sebagainya," kata Luhut.
Sebelumnya, Luhut juga sempat usul pembentukan Wealth Management Centre (WMC) kepada Jokowi untuk menjaring dana berbasis perusahaan keluarga dari luar negeri.
Menurut data dari The Wealth Report, Luhut menyebut populasi individu super kaya raya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,3 persen selama periode 2023-2028. Peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.
"Berangkat dari trend tersebut, saya melihat adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menarik dana-dana dari family office global," ujarnya melalui akun Instagram resmi @luhut.pandjaitan, beberapa waktu lalu.
Dari perhitungan terkini, ada sekitar USD11,7 triliun dana kelolaan family office di dunia. Menurut dia, family office merupakan salah satu upaya untuk menarik kekayaan dari negara lain untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dengan memiliki family office, bukan hanya meningkatkan peredaran modal di dalam negeri nantinya, tetapi juga menghadirkan potensi peningkatan PDB dan lapangan kerja dari investasi dan konsumsi lokal," kata Luhut.
Saat ini ada beberapa negara di dunia yang menjadi tuan rumah dari aset tersebut. Dua diantaranya berasal dari Asia, yakni Singapura dengan 1.500 family office, dan Hongkong yang memiliki 1.400 family office.
Namun, Luhut menilai, peningkatan kondisi geopolitik di Hongkong serta perubahan regulasi investasi di Singapura akhir-akhir ini meningkatkan risiko dan ketidakpastian investor.
"Inilah yang membuat Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk menjadi alternatif dengan membentuk Wealth Management Centre, karena kondisi pertumbuhan ekonomi kita cukup kuat, kondisi politik pun juga stabil, serta orientasi geopolitik kita yang netral," kata Luhut.
Meskipun Indonesia punya potensi untuk membentuk WMC, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangannya.
Lintas kementerian/lembaga perlu merumuskan beberapa hal untuk pengembangan ekosistem WMC di Tanah Air. Seperti perancangan sistem perpajakan dan regulasi yang mendukung untuk aset asing, stabilitas dan kondusifitas politik dan pemerintahan, penyedia jasa manajemen aset, serta lingkungan bisnis yang mendukung.
"Sebagai tindak lanjut dalam mewujudkan potensi family office di tanah air, kami sepakat membentuk satuan tugas untuk merancang dan menyiapkan implementasi program," pungkas Luhut.