Produksi dan Kualitas Jagung Indonesia Disebut Tak Kalah Bagus Dengan Produk Impor
Produksi jagung Indonesia dianggap masih laik sekaligus mencukupi kebutuhan nasional, bahkan dinilai mampu bersaing di pasar regional. Menjadi janggal jika komoditas itu dikategorikan kalah saing dengan impor. Ada sekitar 22 daerah yang digolongkan sentra jagung di Tanah Air.
Produksi jagung Indonesia dianggap masih laik sekaligus mencukupi kebutuhan nasional, bahkan dinilai mampu bersaing di pasar regional. Menjadi janggal jika komoditas itu dikategorikan kalah saing dengan impor.
"Indonesia sudah bisa ekspor (jagung) ke ASEAN, seperti pernah ke Filipina dan Malaysia. Produksi jagung juga dipacu agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Ketua Umum Dewan Jagung Nasional (DJN) Fadel Muhammad seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Sabtu (24/8).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dimaksud dengan Jaranan Pegon? Jaranan Pegon merupakan jaranan tradisional yang gerakannya lebih lemah lembut dibandingkan Jaranan Jawa dan Jaranan Sentherewe.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan patung-patung perunggu itu ditemukan? Namun, baru bulan lalu, muncul pecahan kecil yang tidak teridentifikasi dari genangan lumpur dan air.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
Fadel mengungkapkan, terkait produktivitas jagung, Indonesia sebenarnya tidak perlu merasa khawatir karena ada sekitar 22 daerah yang digolongkan sentra jagung di Tanah Air. "Seperti di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Lampung, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat," ujar Fadel.
Menurut Fadel, produksi jagung yang cukup di Indonesia juga menyangkut kehidupan dan kepentingan ketahanan pangan nasional termasuk mendukung kemajuan subsektor peternakan.
Fadel mencontohkan, dapat saja menjadi awal pengembangan subsektor industri unggas di wilayah sentra jagung, sehingga tidak lagi mengandalkan jagung impor sebagai pakan ternak.
Lainnya, dengan mendorong produktivitas jagung nasional akan menyentuh kesejahteraan taraf hidup petani. Mengandalkan jagung impor untuk domestik bakal membuat ekonomi dan pendapatan petani lokal menurun.
"Impor jagung juga memalukan produksi dalam negeri. Jagung Indonesia itu punya banyak varietas unggulan. Wilayah penghasilnya juga banyak," ucap Fadel.
Mengenai jagung, Presiden Jokowi pernah mengungkapkan bahwa pada 2018 Indonesia sudah mampu ekspor sebanyak 380.000 ton. Kemudian, selama 2014-2018, Indonesia juga sudah mampu menekan impor jagung sebesar 3,3 juta ton.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional di 2014 adalah 19 juta ton. Produksi jagung meningkat di 2015 menjadi 19,6 juta ton.
Tren kenaikan produksi jagung terus berlanjut pada 2016 menjadi 23,6 juta ton. Lalu, pada 2017 produksi jagung mencapai 28,9 juta ton.
Produksi jagung Indonesia di 2018 kembali melonjak hingga mencapai 30 juta ton. Sementara itu kebutuhan pasokan jagung untuk pakan ternak dan industri saat ini di Indonesia mencapai 7,8 – 11,1 juta ton.
Baca juga:
Mentan Amran: Stok Jagung 20.000 Ton, Kita Tak Perlu Impor
Musnahkan 3 Ton Bibit Jagung Berbakteri, Indonesia akan Surati India
Mengandung Bakteri Berbahaya, Enam Ton Bibit Jagung Impor Asal India Dimusnahkan
Politisi Golkar Puji Kementan Berhasil Tingkatkan Produksi Jagung
Presiden Jokowi: Perlu Ekspor untuk Jaga Harga Jagung Saat Musim Panen
Pengusaha Makanan Ternak Benarkan Harga Jagung Masih Tinggi
Harga Jagung Disebut Sudah Turun, Tapi Masih Mahal