Legendaris Sejak 1980-an, Intip Perjalanan UMKM Sapu Khas Cibiru Bandung hingga Tembus Pasar Eropa
Menurut salah satu pedagang, sikat yang dibuat di Cibiru pernah disejajarkan kualitasnya dengan produksi sikat di Italia. Hasilnya memiliki kualitas yang serupa
Di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, ada sentra kerajinan sapu tradisional yang sudah turun temurun sejak 1980-an silam. Meski dibuat dalam skala rumahan, kualitasnya mampu diserap hingga ke pasar Eropa.
Jenis yang dibuat sendiri merupakan sapu ijuk, serta sikat berbagai ukuran untuk beragam kebutuhan. Sama halnya dengan sapu, kualitas sikat yang dibuat juga menarik minat konsumen mancanegara.
-
Bagaimana UMKM Purwakarta ini sukses menembus pasar internasional? Tekun berusaha Ternyata rahasia pertama dari usaha panganan yang dibuat warga bernama Cucu Nengsih ini adalah tekun dalam berusaha.Ia konsisten untuk menjual produk pastel mini, dengan memperhatikan kemasan penyajian dan kualitas produk.
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Kenapa Kopi Sumedang jadi terkenal? Kopi ini menjadi salah satu gambaran kekayaan alam dan hasil bumi di Jawa Barat karena banyak jenisnya.
-
Kenapa Bemo populer di Bandung tahun 1971? Saat itu, Bemo jadi andalan moda transportasi yang murah dan cepat karena memakai tenaga mesin.
-
Kenapa produk UMKM Cianjur diminati di pasar ASEAN? Makanan, minuman dan produk barang elektronik buatan anak bangsa di Cianjur ini dikenal memiliki kualitas yang baik di mata dunia.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
Bahan yang digunakan juga alami, yakni dari tumbuh-tumbuhan seperti serat kelapa. UMKM ini jadi bukti kalau kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan sapu/sikat yang dibuat di luar negeri.
Berikut kisah sikat dan sapu tradisional buatan Bandung yang mencuri perhatian konsumen Eropa.
Bermula dari 1980-an
Mengutip laman Pemkot Bandung, usaha sapu dan sikat ini sebelumnya sudah mulai ada cikal bakalnya sejak pertengahan 1980-an.
Kemudian, peluang ini dianggap menguntungkan sehingga sejumlah warga mengikuti dan ditingkatkan produksinya pada masa-masa berikutnya.
Ketika itu, sapu dan sikat yang dibuat masih belum banyak jenisnya. Jumlah konsumennya juga masih terbatas.
Melayani Warga dan Pabrik Tekstil
Produksi sapu terus mengalami peningkatan. Pesanan mulai datang dari luar kota, dari yang sebelumnya hanya untuk melayani kebutuhan warga sekitar hingga untuk memenuhi permintaan pabrik.
Mengutip jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang ditulis Maulina Azizah dkk dari UIN Sunan Gunung Djati, industri rumahan ini bisa berkembang karena di Cibiru tersedia bahan alam yang melimpah seperti serabut kelapa sampai batang padi.
Adapun industri pabrik garmen dan tekstil juga memegang peran dalam perkembangan usaha kecil-kecilan tersebut. Pabrik-pabrik itu menjadi konsumen tetap untuk membersihkan serta merawat mesin.
Buat Produk Sapu sampai Sikat Khusus untuk Mesin
Semakin ke sini, produk sapu dan sikat yang diproduksi makin beragam. Sikat dibuat untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti pembersih toilet, benda keras, pembersih baja dan lain sebagainya.
Untuk sapu masih tetap sama, yakni berbahan ijuk atau serat yang dibuat teknologi tertentu sehingga bisa tahan lama.
Sikat dibuat menggunakan sejumlah bahan seperti senar, nilon, serat alam sampai kawat baja untuk menyikat benda keras juga mesin-mesin tekstil.
Terjual Sampai Eropa
Produk sikat dan sapu buatan Cibiru telah mencapai pasar yang sangat luas. Tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga di berbagai wilayah Indonesia, seperti Sumatera.
Keunggulan produk ini terbukti dengan tingginya permintaan dari pasar internasional, termasuk pengiriman ke negara-negara seperti Kamboja, Filipina hingga Italia di Eropa. Prestasi ini menegaskan bahwa produk-produk buatan pengrajin Cibiru mampu bersaing di pasar global.
Menurut salah satu pedagang, sikat yang dibuat oleh warga Cibiru ini pernah disejajarkan kualitasnya dengan produksi sikat di Italia. Ternyata, hasilnya sama bahkan ketahanannya juga tak kalah berkualitas.