PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun di Tahun 2025, Buat Apa?
Biofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Biofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
- Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
- Heboh Utang Gaji ke Pegawai hingga Rp95 Miliar, Pemerintah Bakal Ubah Pola Bisnis Indofarma
- Temuan BPK: Anak Usaha Indofarma Terjerat Pinjol Rp1,26 Miliar
- BPK Laporkan Indofarma ke Kejagung soal Dugaan Penyimpangan Rp371 Miliar, Kementerian BUMN Respons Begini
PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun di Tahun 2025, Buat Apa?
PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun
PT Biofarma (Persero) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya menyampaikan, usulan PMN tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan sarana produksi bangunan alat mesin.
"Terima kasih kami diberikan kesempatan untuk mengusulkan PMN sebesar Rp 2,21 triliun," kata Shadiq dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (10/7).
Jika PMN disetujui, Shadiq akan mengalokasikan dana segar tersebut untuk memproduksi beberapa jenis vaksin yang totalnya mencapai 1 miliar dosis.
Terdiri dari 700 juta bahan baku dan 300 juta produk jadi.
"Dari PMN ini kami akan membangun sarana produksi berupa alat mesin senilai Rp2,21 triliun dengan yang akan memproduksi beberapa jenis vaksin dengan output 1 miliar dosis," tutur Shadiq.
Selain itu, PMN sebesar Rp2,21 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan Drug Product (DP) Live Vaccine, DP Non-Live Vaccine, Drug Substance (DS) Live Vaccine, dan pembangunan berbagai fasilitas.
"Dua program produk fasilitas yang akan dibangun dari DP atau drug product dari live vaccine dan non live vaccine terdiri dari kebutuhannya, DP live vaccine Rp876 miliar, dan drug product untuk non live vaccine adalah Rp650 miliar," jelasnya.
Selanjutnya, untuk produksi yang ketiga drug substance yakni untuk live vaccine memerlukan anggaran sebesar Rp426 miliar.
“Yang terakhir adalah support facility yang diperlukan berupa warehouse, utility quality control, administrasi (Rp 260 miliar)," pungkasnya.