PT PP Catatkan Kontrak Baru Rp14,81 Triliun Hingga Juni 2019
Pencapaian kontrak baru sebesar Rp14,81 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp13,15 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp1,66 triliun.
PT PP (Persero) Tbk (Perseroan) mencatatkan kontrak baru sebesar Rp14,81 triliun sampai dengan bulan ke 6 tahun 2019 ini atau akhir Juni 2019.
"Manajemen optimis target kontrak baru sampai dengan akhir tahun akan tercapai sebesar Rp50 triliun," ucap Direktur Utama PT PP, Lukman Hidayat.
-
Bagaimana Kementerian PPN/Bappenas berperan dalam pengendalian pembangunan? Dalam hal ini, Kementerian PPN/Bappenas mengambil bagian dalam pengendalian pembangunan yang menjamin tercapainya hasil pembangunan (outcome), serta pendampingan juga penguatan terhadap K/L dan pemerintah daerah terkait dengan pencapaian proyek strategis nasional.
-
Bagaimana peran PT Semen Indonesia dalam pembangunan Stadion GBK? Bangunan pada Stadion GBK menggunakam Semen Gresik yang mana PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berkontribusi dalam menyukseskan program pembangunan yang dicanankan oleh pemerintah solusi produk yang berkualitas dan ramah lingkungan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang dilakukan Pertamina Patra Niaga dalam mendukung Bali Maritime Tourism Hub (BMTH)? Pertamina Patra Niaga terus mendukung Program Strategis Nasional (PSN) yang dicanangkan Pemerintah dibidang Program Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yakni Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Komitmen mendukung PSN ini diwujudkan dengan dilakukannya Head of Agreement (HOA) bersama Pelindo terkait fasilitas penerimaan BBM dan Avtur di Benoa, Bali.
-
Apa yang dilakukan Pertamina Patra Niaga untuk mendukung Bali Maritime Tourism Hub (BMTH)? Dalam rangka mendukung Program Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yakni Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), Pertamina Patra Niaga mengawali tahun 2024 dengan melakukan pengisian bahan bakar untuk kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali (1/1).
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
Pencapaian kontrak baru sebesar Rp14,81 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp13,15 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp1,66 triliun. Beberapa proyek besar yang berhasil diraih perseroan sampai dengan bulan Juni 2019 antara lain RDMP RU V Balikpapan Lanjutan di Kalimantan Timur sebesar Rp5,88 triliun, Tol Indrapura – Kisaran di Sumatera sebesar Rp3 triliun.
Selain itu, ada proyek smelter Kolaka Tahap 1 dan 2 sebesar Rp700 miliar, Pesantren Mualimin Yogya sebesar Rp470 miliar, pekerjaan tambah Runway Soetta Sec. 1 sebesar Rp455,975 miliar, kereta api Makassar Pare-Pare sebesar Rp450 miliar, sapras SPBU Rest Area sebesar Rp334 miliar, landmark Telkom Universe sebesar Rp292 miliar, RSUD Soreang sebesar Rp269 miliar, infrastruktur Tol Bakauheni sebesar Rp235 miliar dan lain sebagainya.
Sampai dengan Juni 2019, perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru perseroan dengan kontribusi sebesar Rp10,01 triliun atau 68 persen, disusul oleh swasta sebesar Rp3,61 triliun atau 24 persen dan APBN sebesar Rp1,17 triliun atau 8 persen dari total perolehan kontrak baru.
Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu oil & gas sebesar 40 persen, gedung sebesar 24 persen, jalan & jembatan sebesar 22 persen dan industri sebesar 6 persen yang merupakan 4 kontributor utama dari portofolio kontrak baru perseroan sampai dengan Juni 2019 dengan total kontribusi sebesar 92 persen. Sisanya dikontribusi oleh airport sebesar 3 persen, kereta api sebesar 3 persen dan irigasi dan power plant, masing-masing sebesar 1 persen.
Pada bulan April lalu, perseroan telah melakukan penandatanganan kontrak pembangunan pabrik peleburan (smelter) berteknologi Rotary Kiln Electric Furnance dengan PT Ceria Nugraha Indotama dan telah dilakukan acara pemancangan tiang pertama pada 15 Juni 2019 lalu.
Proyek pembangunan smelter feronikel yang berlokasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini akan menelan investasi sebesar Rp4 triliun untuk tahap 1 dan akan dilanjutkan tahap berikutnya dengan nilai total investasi mencapai Rp14,5 triliun.
Pembangunan pabrik smelter ini pun menggunakan teknologi RKEF yang terdiri dari 4 tanur listrik jenis rectangular di mana teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Di samping itu, perseroan juga telah melakukan perjanjian kerja sama terkait pembangunan pabrik peleburan (nickel smelter) dengan PT Macika Mineral Industri pada 5 Agustus 2019 lalu. Dalam pembangunan proyek smelter ini, perseroan berperan sebagai kontraktor yang akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang akan bekerjasama dengan perusahaan China dari sisi technology and machinery provider.
Pembangunan smelter ini akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) dengan total kapasitas daya 2x33 MVA dengan target produksi sebesar 120.000 ton setiap tahunnya dengan kadar minimum nikel 11 persen. Proyek pembangunan nickel smelter ini berlokasi di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2021.
Dari sisi portofolio investasi, perseroan telah melakukan penandatanganan akta Perjanjian Usaha Patungan (PUP) dan akta Pendirian PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak, sebagai badan usaha yang membangun dan mengelola Tol Semarang-Demak.
Perjanjian pendirian perusahaan patungan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian Konsorsium tanggal 18 Agustus 2018 dan keputusan pemenang lelang dalam surat Menteri PUPR No. PB.02.01-Mm/1347 tanggal 17 Juli 2019. Dengan penandatanganan Akta PUP dan Akta Pendirian badan usaha ini, tahap selanjutnya adalah penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Tol Semarang-Demak merupakan satu dari 14 ruas tol Proyek Strategis Nasional (PSN) Perpres Nomor 56 Tahun 2018. Proyek tol sepanjang 27 kilometer yang menelan biaya investasi Rp5,6 triliun ini direncanakan berfungsi sebagai tanggul laut di pantai utara Kota Semarang, mulai dari wilayah Kaligawe hingga Kali Sayung di Kabupaten Demak, sehingga dapat menanggulangi banjir dan rob Kota Semarang sekaligus mengurai kemacetan Semarang-Demak.
Selain itu, anak perusahaan perseroan, PT PP Infrastruktur juga telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait pembangunan dan pengembangan SPAM Regional Ir. H. Djuanda. Perjanjian kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan Konsorsium MMVP (Maynilad-Metropac-Varsha-PT PP (Persero) Tbk-PT PP Infrastruktur), badan usaha investasi yang akan bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengembangan SPAM Regional Ir. H. Djuanda dengan masa konsesi 30 tahun. Adapun bentuk kerja sama yang disepakati oleh Konsorsium MMVP dan Perum Jasa Tirta II adalah studi/analisa ketersediaan air baku di Waduk Jatiluhur sebagai tahapan fisibilty study SPAM Regional Ir. H. Djuanda.
Baca juga:
Tunggu Regulasi Pemerintah, PT PP Tertarik Bangun Ibu Kota Baru
PT PP Tertarik Ikut Garap Paket 7 Ruas Tol Baru
PT PP Garap Proyek Smelter Nikel Berkapasitas 120.000 Ton
Pemerintah dan Konsorsium Kerja Paralel Bangun Tol Semarang-Demak
Komisioner PT PP Pantau Proyek Tanki Timbun Pulau Nipa, Selesai 2021
PT PP Gandeng Hyundai Eksplorasi Peluang Bisnis Konstruksi