Risiko Investasi Kripto: Bisa Untung Banyak, Bisa Rugi Besar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai instrumen investasi cryptocurrency atau kripto memiliki risiko tinggi. Ini karena nilai kripto bisa sewaktu-waktu naik tajam maupun terjun bebas.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai instrumen investasi cryptocurrency atau kripto memiliki risiko tinggi. Ini karena nilai kripto bisa sewaktu-waktu naik tajam maupun terjun bebas.
"Dari berbagai berita yang saya ikuti, memang dia (kripto) bisa untung banyak, bisa juga habis dalam sekejap. Penjelasan itu penting," kata Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Bulan Literasi Kripto di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (2/2).
-
Bagaimana cara Mendag meningkatkan literasi terkait aset kripto? Mendag berharap, Bursa Kripto dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk terus melakukan literasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat terkait risiko, manfaat, dan potensi dari Perdagangan Aset Kripto.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Di mana kripto telah menembus batas ritel? Bitrefill bahkan melampaui batas ritel, mencakup kartu kredit, utilitas, pinjaman, layanan kesehatan, hipotek, dan banyak lagi.
-
Kapan koin emas tersebut dicetak? Koin-koin tersebut dicetak pada masa pemerintahan Justinianus Agung, ketika Kekaisaran Bizantium berhasil menguasai wilayah geografis terbesarnya pada pertengahan abad keenam, setelah Kekaisaran Romawi Barat jatuh.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
Meski demikian, investasi kripto tetap banyak digemari masyarakat Indonesia. Per November 2022, total pengguna kripto di Tanah Air sebanyak 16,55 juta orang yang didominasi milenial berusia antara 18 sampai 30 tahun sebesar 48,7 persen.
Dia mencatat, nilai transaksi aset kripto di Indonesia juga terus mengalami peningkatan. Di tahun 2021 nilai penjualan aset kripto di Tanah Air melonjak signifikan menjadi Rp859,4 triliun. Angka ini meningkat dari total transaksi periode tahun 2020 yang hanya membukukan Rp64,9 triliun.
"Tapi 2022 turun banyak Rp 150-an (triliun) sekian," jelas Mendag Zulkifli.
Berkaca pada besarnya transaksi kripto tersebut, pemerintah bersinergi dengan para pelaku usaha terkait untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perdagangan pasar aset kripto. Antara lain dengan menggelar Bulan Literasi Kripto (BLK) di sejumlah kota besar.
BLK merupakan kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dengan menggandeng Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo). Melalui BLK diharapkan akan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait aset kripto.
"Ini bisa bahaya jika masyarakat dan anak muda kita tidak dipersiapkan. Tujuannya jangan sampai mereka main di suatu industri, tetapi tidak paham," ucap Mendag Zulkifli.
Baca juga:
Menengok Proyeksi Market Kripto di Februari 2023 Usai The Fed Naikkan Suku Bunga
Kini Pengguna Binance Dapat Membeli Kripto dengan Apple Pay dan Google Pay
Investor Kini Bisa Lihat Detail Pajak Transaksi Kripto, Nilainya Capai Ratusan Miliar
Tren Harga Kripto Naik di Awal 2023, Salah Satunya Dipicu Pelemahan Nilai Tukar Dolar
Menengok Potensi Pasar Kripto di Awal 2023
Mark Cuban Bakal Disidang Karena Promosikan Perusahaan Kripto