RNI: Supaya tak ambruk, kami mengandalkan penjualan gula
"Untuk mengkompensasi kerugian dari harga komoditas yang masih lemah."
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berharap penjualan gula dapat menopang pendapatan perseroan tahun ini. Mengingat harga komoditas lain andalan perusahaan pelat merah itu, seperti karet, teh, dan CPO, tengah melemah.
"Untuk mengkompensasi kerugian dari harga komoditas yang masih lemah, supaya enggak ambruk, kami mengandalkan gula," kata Direktur Strategi Bisnis dan Inovasi RNI Djoko Retnadi, Jakarta, Selasa (23/6).
-
Apa itu Gulampo? Gulampo jadi kuliner legendaris yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Camilan ini terbuat dari parutan kelapa yang diberi sirop maupun gula aren manis. Rasanya jangan ditanya. Kombinasi antara legit dan gurih benar-benar sulit dilupakan.
-
Bagaimana cara memanfaatkan gulma untuk pengobatan? Anda bisa memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang sering dianggap gulma ini sebagai bahan pengobatan herbal.
-
Apa itu Geplak Gula Jawa? Geplak Gula Jawa merupakan varian geplak yang memiliki ciri khas bentuk serta cita rasa yang berbeda dari geplak pada umumnya. Penampilannya sangat sederhana, warnanya cokelat tua, dan bentuknya lonjong dengan garis-garis di sisinya. Makanan ini biasanya ditaburi dengan tepung ketan sangrai.
-
Apa itu Gulo Puan? Konon, kudapan manis yang satu ini merupakan makanan legendaris, sebab dulunya menjadi kudapan para bangsawan dan raja Kesultanan Palembang.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
Menurutnya, harga jual gula ditetapkan pemerintah sangat bagus. "Tertinggi untuk operasi pasar sebesar Rp 8.900 per Kilogram."
Djoko mengapresiasi keputusan pemerintah untuk tak mengimpor gula. Ini membuat harga gula di pasar lokal membaik.
"Tahun lalu waktu masih impor, harga jual gula sangat rendah Rp 7.000 per Kg. Berat banget buat kami, karena harga produksi saja sudah diatas Rp 7.000, jadi rugi," jelas dia.
Menurut Djoko, kebutuhan gula di dalam negeri mencapai 4,5 juta sampai 5 juta ton setiap tahun. Jumlah ini terdiri dari 2,5 juta ton untuk konsumsi masyarakat dan sisanya untuk industri makanan dan minuman.
Sayangnya perusahaan pelat merah ini hanya mampu memproduksi 350 ribu ton gula per tahun.
"Itu dari delapan pabrik gula. Diharapkan dengan iklim yang mendukung, produktivitas tebu bisa meningkat sehingga kami bisa meningkatkan produksi hingga di atas 90 ton per hektar."
(mdk/yud)