Rupiah Ditutup Merosot ke Rp14.525 per USD Dipicu Tingginya Imbal Hasil Obligasi AS
Rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.525 per USd dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per USD.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah seiring masih tingginya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.525 per USd dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Dolar menguat terhadap mata uang utama, karena percepatan vaksinasi AS dan rencana paket stimulus utama memicu ekspektasi inflasi dan meningkatkan imbal hasil obligasi," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu (31/3).
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 14 bulan yaitu 1,77 persen pada Selasa (30/3), sehari sebelum Presiden AS Joe Biden akan menguraikan bagaimana rencana infrastruktur senilai USD 3 triliun akan didanai.
Biden juga menargetkan membuka program vaksin Covid-19 AS untuk 90 persen orang dewasa Amerika pada 19 April di awal minggu.
Di sisi data, indeks Keyakinan Konsumen CB Conference Board pada Selasa (30/3) kemarin melonjak menjadi 109,7 pada Maret, level tertinggi sejak awal Covid-19 dan naik dari 90,4 pada Februari lalu.
Investor sekarang menunggu laporan ketenagakerjaan AS untuk Maret, termasuk data ketenagakerjaan non pertanian atau non-farm payrolls, yang akan keluar pada Jumat (2/4).
Investor akan mengamati angka-angka tersebut dengan cermat setelah bank sentral AS The Federal Reserve mengutip pasar tenaga kerja yang lesu karena sikap dovish-nya yang berkelanjutan pada suku bunga.
Sementara sikap The Fed yang telah meningkatkan prospek ekonomi, juga terus meningkatkan kekhawatiran inflasi.
"Selain itu, permintaan valas korporasi juga tinggi. Jelang akhir kuartal, kebutuhan valas memang tinggi karena ada kewajiban pembayaran dividen, utang jatuh tempo, dan sebagainya. Rupiah jadi banyak dilepas untuk ditukar dengan valas, utamanya dolar AS. Faktor musiman ini yang membuat rupiah melemah," ujar Ibrahim.
Rupiah Pagi Hari
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.483 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.483 per USD hingga Rp14.570 per USD.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan Rupiah melemah Rp14.572 per USD, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.481 per USD.
(mdk/idr)