Rupiah Melemah Imbas Potensi Perlambatan Permintaan Domestik
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah seiring adanya potensi perlambatan permintaan domestik. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan perlambatan penerimaan pajak pada kuartal I-2019 dinilai sebagai indikasi penurunan permintaan dalam negeri.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah seiring adanya potensi perlambatan permintaan domestik. Rupiah melemah 32 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 14.112 per USD dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.080 per USD.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, mengatakan perlambatan penerimaan pajak pada kuartal I-2019 dinilai sebagai indikasi penurunan permintaan dalam negeri.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Siapa saja yang bisa menjadi Pejuang Rupiah? "Orang-orang sukses tidak berbakat; mereka hanya bekerja keras, kemudian berhasil dengan sengaja."
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
"Perlambatan penerimaan pajak ini perlu diwaspadai adanya potensi melambatnya permintaan domestik," ujar Lana dikutip Antara, Rabu (24/4).
Pada realisasi APBN kuartal I-2019, tercatat penerimaan pajak sebesar Rp 248,09 triliun atau tumbuh 1,8 persen (tahun ke tahun/yoy) dibandingkan kuartal I-2018 yang tumbuh sebesar 9,9 persen (yoy). Perlambatan di antaranya karena melambatnya penerimaan pajak penghasilan (PPh) nonmigas.
Pada kuartal I-2019 ini PPh nonmigas mencapai Rp142,81 triliun atau tumbuh 7,5 persen (yoy), melambat dibandingkan kuartal I-2018 yang mencapai 8,3 persen (yoy). Sementara PPh Pasal 21 tumbuh 15,48 persen, turun dalam dibandingkan kuartal I-2018 yang tumbuh 35,1 persen (yoy), dan PPh final hanya tumbuh 0,1 persen (yoy), turun tajam dari 26,4 persen (yoy) pada kuartal I-2018.
Sedangkan penerimaan PPN tumbuh 15,05 persen (yoy), juga turun tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 47 persen (yoy). "Perlambatan penerimaan pajak ini ditengarai efek dari restitusi pajak dan laju impor yang melambat. Pada kuartal I-2019, tercatat restitusi sebesar Rp 50,65 triliun atau tumbuh 47,83 persen," kata Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah menuju kisaran antara Rp 14.080 per USD hingga Rp 14.100 per USD. Hingga pukul 09.36 WIB, rupiah melemah 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp 14.120 per USD, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp 14.080 per USD.
Baca juga:
Rupiah Bergerak Melemah Sentuh Level Rp 14.122 per USD
Jelang Ramadhan, KSSK Jamin Ketersediaan Uang Tunai Aman
Rupiah Terus Perkasa Respons Hasil Hitung Cepat Pilpres 2019
Selain Pilpres, Membaiknya Ekonomi China Buat Rupiah Menguat
Rupiah Menguat Dipicu Sentimen Kemenangan Jokowi-Ma'ruf versi Quick Count
Hari Ini, Rupiah Menguat Sentuh Level Rp 14.065 per USD