Rupiah terpuruk, kedelai impor bakal makin mahal
Menteri Perdagangan melihat perlunya pemberian subsidi untuk perajin tempe.
Bangkitnya ekonomi Amerika Serikat, diikuti menguatnya mata uang negara adidaya tersebut. Kembali perkasanya dolar AS menyebabkan mata uang banyak negara di dunia tak berdaya, termasuk Rupiah.
Semakin mahalnya USD, berimbas pada besarnya biaya yang harus dibayarkan untuk impor bahan baku. Termasuk impor kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe. Kondisi ini mengancam industri tempe yang umumnya merupakan industri rumahan.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kapan Putri Delina menghadiri acara Mepamit Rizky Febian? Pada hari Minggu, 5 Mei 2024, Mahalini menggelar upacara adat Mepamit, sebuah momen di mana calon pengantin perempuan berpamitan kepada leluhurnya untuk menikah dan ikut bersama keluarga pria.
-
Bagaimana Rully melamar Dewi Perssik? Bertemu Dewi Perssik di Pesawat Lamar Dewi Perssik
Pemerintah melalui Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku punya beberapa strategi agar industri kecil, seperti tempe tidak terpengaruh.
"Tentu kita dengan upaya lain misalnya pasti menjaga stabilitas supply bahan tempe. Karena satu-satunya cara adalah impor. Domestik nggak ada, belum bisa kita kembangin. Yang jelas suplai bahan baku kedelai harus ada di pasar," kata Gobel di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/12).
Pemerintah harus mengambil peran untuk menjaga pasokan kedelai impor di pasar domestik. Ini harus dilakukan meski terbentur harga mahal. Rachmat juga melihat perlunya mekanisme pemberian subsidi bagi produsen tempe agar harga tetap stabil di tengah makin mahalnya biaya impor tempe.
"(Subsidi) Saya rasa harus ada karena untuk menjaga stabilitas. Kalau ada yang memang tidak bisa kita hindari ya kita lakukan (subsidi). Kalau ada upaya lain, ya kita lakukan," tutup Rahmat.