Semester 1-2019, Pemerintah Impor 1,2 Juta Ton Garam Industri
Fridy mengatakan, garam impor tersebut akan disalurkan kepada 55 perusahaan yang terdiri atas 10 perusahaan pengolahan garam, dua perusahaan chlor alkali plant (CAP), 9 perusahaan kertas, serta beberapa perusahaan kosmetik, farmasi dan pengeboran minyak.
Kementerian Perindustrian mencatat realisasi impor garam untuk kebutuhan industri di semester I-2019 telah mencapai sekitar 1,2 juta ton. Angka itu baru sekitar 40 persen dari alokasi impor yang diberikan di awal tahun sebesar 2,7 juta ton.
"Jadi baru sekitar 40 persen dari kouta," kata Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Fridy Juwono saat ditemui di Kementerian Kemaritiman, Jakarta, Jumat (12/3).
-
Kenapa Sambal Beser digemari? Walau begitu, cita rasa sambal yang memakai ini diklaim lebih pedas dan segar dibanding jenis olahan tanpa hewan beser.
-
Mengapa Garam Kusamba memiliki rasa yang unik? Percaya atau tidak, dalam setiap proses pembuatan garam Kusamba tidak menggunakan bahan kimia sedikitpun. Para petani juga sempat terheran-heran dengan keunikan garam tersebut.
-
Mengapa Bledug Kuwu mengandung garam? Fakta uniknya lagi, lumpur yang menyembur di Bledug Kuwu ternyata mengandung garam walaupun lokasinya jauh dari laut.
-
Apa yang dijual di warung Bu Ratmini dan Pak Wiarji? Pak Wiarji bercerita, di warung itu ia dan istrinya menjual aneka makanan dan minuman. Namun tak semua makanan bisa mereka hidangkan. Bu Ratmini mengaku sudah tidak bisa lagi memasak gorengan karena keterbatasan fisik yang ia miliki.
-
Bagaimana garam membantu mengawetkan makanan? Garam, sebagai pengawet alami, bekerja dengan cara menarik air keluar dari makanan. Ini menciptakan lingkungan yang kurang ramah bagi bakteri untuk berkembang biak, sehingga memperlambat proses pembusukan.
-
Kenapa kupat banyu pindang digemari warga Indramayu? “Warga di daerah pesisir itu memang suka makanan pedas, dan makanan-makanan khasnya kayak asin, pedas, ” kata penjual di kanal YouTube food vlogger tersebut.
Fridy mengatakan, garam impor tersebut akan disalurkan kepada 55 perusahaan yang terdiri atas 10 perusahaan pengolahan garam, dua perusahaan chlor alkali plant (CAP), 9 perusahaan kertas, serta beberapa perusahaan kosmetik, farmasi dan pengeboran minyak.
Adapun garam impor yang sudah diolah oleh industri selanjutnya akan disuplai kepada industri aneka pangan dan tekstil.
Dia menambahkan dari alokasi impor 2,7 juta ton sepanjang tahun ini, kesepuluh industri pengolahan garam membutuhkan sekitar satu juta ton, naik hampir 100 persen dari sekitar 520 ribu ton tahun lalu.
Sebelumnya, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minimum Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengeluhkan sikap pemerintah yang tak kunjung mengeluarkan izin impor garam untuk industri makanan dan minuman (mamin).
Akibatnya, beberapa industri makanan dan minuman terancam berhenti beroperasi akibat mulai kehabisan bahan baku. Sebab, meski porsi garam di industri ini kecil, namun garam amat penting bagi industri mamin.
"Kemarin dan hari ini dapat laporan beberapa industri berhenti produksi minggu depan, karena kekurangan garam. Berhenti tadi industri snack, biskuit, kalau unitnya banyak, PT-nya banyak. Mie instant dalam ancaman stok tinggal 2 minggu. Kalau minggu ini keluar izin mesti ada transaksi jual beli kan itu butuh perjalanan kapal kan. Ini kritis sekali," ungkapnya di Jakarta.
Dia menambahkan, dari total impor garam sebanyak 3,7 juta ton, kuota garam untuk industri makanan dan minuman hanya sebesar 460.000 ton. Meski begitu, izin impor tersebut tak kunjung keluar hingga saat ini.
Baca juga:
Pemerintah Berencana Tetapkan Harga Penjualan Garam di Petambak Tradisional
Kemenko Maritim Soal Harga Garam Anjlok: Barangnya Tak Sesuai Standar
Menko Luhut Enggan Berspekulasi Terkait Anjloknya Harga Garam
Menteri Susi: Harga Garam Jatuh karena Kebanyakan Impor dan Bocor ke Pasar
Ini Syarat Agar Indonesia Tak Lagi Impor Garam