Sepasang Milenial Australia Rela Kerja Keras Demi Bisa Pensiun di Bali
Keduanya memilih lokasi yang nyaman untuk pensiun dengan biaya hidup per bulan terjangkau.
Keduanya memilih lokasi yang nyaman untuk pensiun dengan biaya hidup per bulan terjangkau.
- Lebih Dekat dengan Dias Satria Dosen UB Lulusan Australia, Pernah Kerja Mengosek WC demi Keluarga
- Luhut Heran Masalah Sampah di Bali Tak Kunjung Beres: Saya Tobat-Tobat Mengurus Sampah Ini, Aduh Ampun
- Terpisah dari Ibu Selama 11 Tahun, Perempuan Kembar Ini Akhirnya Bisa Kumpul Keluarga di Australia
- Tak Disangka, Karyawan Australia Ternyata yang Paling Lelah Sedunia
Sepasang Milenial Australia Rela Kerja Keras Demi Bisa Pensiun di Bali
Bali menjadi bagian Indonesia paling populer di kancah internasional. Bahkan, sepasang pasangan muda asal Australia rela bekerja keras mengumpulkan uang demi bisa menghabiskan masa pensiun di Bali.
Melansir Business Insider, bagi Rory Jones dan istrinya, Casey, berpikir membangun rumah di Bali sepertinya merupakan ide bagus.
Pasangan asal Tasmania, Australia ini bermimpi untuk pensiun dini sehingga mereka banyak menghabiskan waktu berinvestasi di pasar saham.
Keduanya menginginkan aset yang berwujud, dan setelah melakukan beberapa penelitian, mereka memutuskan untuk membangun properti investasi di luar negeri.
“Kami memutuskan bahwa ini memberi kami kemampuan untuk memperoleh penghasilan yang baik, dan juga tempat di mana kami berpotensi untuk pensiun, di negara yang lebih murah dibandingkan Australia,” kata Jones.
Jones yang berprofesi sebagai fotografer dan videografer, sempat mempertimbangkan Thailand, Filipina, dan bahkan Portugal, namun mereka akhirnya memilih Bali> Sebab, berdasarkan informasi yang dia kurasi, Bali memiliki tingkat pengembalian (return) investasi tertinggi dan relatif mudah bagi orang asing untuk membangun rumah di sana.
Menurut ILA Global Consulting, persewaan jangka pendek di Bali mungkin menghasilkan laba atas investasi tahunan sebesar 15 persen, sementara pasar lain menawarkan 5-10 persen saja.
Meskipun pasangan ini belum pernah ke pulau ini sebelumnya, mereka sedianya pernah menghabiskan banyak waktu di Asia Tenggara.
“Jadi kami tahu bahwa kami menyukai iklimnya. Kami tahu bahwa kami mungkin juga menyukai budaya dan makanannya,” kata Jones.
Keduanya kemudian melakukan survei ke Bali selama hampir tiga minggu, menjelajahi pulau tersebut dan berbicara dengan berbagai profesional hukum dan pembangun untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang bagaimana mereka dapat memulai proyek mereka.
“Kami menghabiskan banyak waktu di berbagai daerah untuk memastikan bahwa kami menyukai daerah tersebut dan kami memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang diberikan daerah tersebut kepada para wisatawan,” kata Jones.
Ia mengatakan bahwa karena lalu lintas di Bali sulit untuk dilalui, maka penting bagi daerah yang mereka pilih untuk memiliki infrastruktur yang baik dan mudah dijangkau.
“Selain itu, kami juga mencari tempat di mana kami bisa melihat diri kami pensiun,” kata Jones.
Sembari mencari lingkungan yang damai namun sedang naik daun yang membuat para pelancong tertarik, mereka akhirnya menemukan sebidang tanah di kawasan Bingin dekat Uluwatu, sebuah kawasan di ujung barat daya Bali.
“Kami peroleh sebenarnya adalah dengan mengunggah pesan di grup Facebook lokal bahwa kami sedang mencari lahan, dan kemudian orang-orang akan menghubungi kami dan memberi tahu kami apa yang mereka miliki,” kata Jones. “Dengan tanah yang akhirnya kami dapatkan, seorang warga setempat lah yang menunjukkan tanah tersebut kepada kami. Dia tidak memiliki tanah tersebut, namun dia mengenal pemiliknya.”
Karena orang asing tidak diperbolehkan memiliki tanah di Bali, maka tanah yang mereka miliki disewakan selama 30 tahun, dengan opsi untuk diperpanjang selama 30 tahun berikutnya. Mereka membayar Rp720 juta, atau sekitar USD44.700.
Jones bersama istrinya kemudian membangun villa dua lantai yang berdiri di atas lahan seluas 3.300 kaki persegi. Fasilitas pada villa ini yaitu dua kamar tidur dan dua kamar mandi.
Untuk membangun villa ini, Jones mengeluarkan biaya sekitar Rp2,2 miliar. Jones mengatakan dia memilih membangun rumah dari awal karena lebih murah dibandingkan membelinya.
Menurut situs properti Properti Bali, sebuah vila dua kamar tidur baru di dekat Bingin dapat berharga antara Rp3,5 miliar hingga Rp5,5 miliar tergantung pada ukuran, kerumitan bangunan, dan sisa sewa tanah.
Vila Jones ini dapat disewa di Airbnb untuk minimal dua malam.
“Awalnya, kami berencana untuk menghabiskan beberapa bulan dalam setahun di Bali, namun dengan perkembangan yang terjadi, dan betapa populernya Bali, saya rasa akan lebih masuk akal secara finansial jika menyewakannya di Airbnb sepanjang waktu. " kata Jones.
Meski begitu, Jones berharap bisa pensiun di vila di Bali itu dalam lima hingga enam tahun ke depan.
"Kami bekerja keras untuk menabung dan menginvestasikan uang sebanyak yang kami bisa agar bisa mencapai titik di mana kami bisa pensiun di usia awal empat puluhan,” katanya.
"Tetapi rencana juga bisa berubah, jadi akan sangat menyenangkan untuk pensiun di Bali," pungkasnya.