Setelah Filipina, Malaysia pesan kapal perang buatan anak bangsa
Malaysia segera melakukan tanda tangan kontrak resmi dengan PT PAL Indonesia untuk pemesanan kapal perang buatan putra bangsa jenis Multirole Support Ship (MRSS) ukuran 163 meter.
Malaysia segera melakukan tanda tangan kontrak resmi dengan PT PAL Indonesia untuk pemesanan kapal perang buatan putra bangsa jenis Multirole Support Ship (MRSS) ukuran 163 meter.
"Sekitar bulan Agustus 2017, kami dan Malaysia sudah berencana teken kontrak, dan ketetapan waktu pembuatannya sudah ada dengan ukuran panjang 163 meter," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin seperti ditulis Antara Surabaya, Senin (6/2).
-
Apa yang menjadi produk unggulan dari Tabulampot Indonesia milik Agus Joko Susilo? Salah satu produk unggul di perkebunan milik Agus adalah alpukat kelud.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar di Indonesia? Kerja keras petani mengantar Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar se-Indonesia selama tiga tahun berturut turut yakni tahun 2020, 2021 dan 2022.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dari mana BULOG mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia? “Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan”, tambah Tomi.
Dia mengatakan, kepercayaan Malaysia terhadap PT PAL Indonesia dalam pemesanan kapal perang didasari karena kualitas bahan yang digunakan, sehingga negara tetangga tersebut melakukan penunjukkan langsung. Ekspor kapal perang ke Malaysia ini adalah pesanan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) kedua yang diterima PT PAL Indonesia setelah sebelumnya pemesanan LPD dari Militer Filipina.
"Kabar baiknya, ada kemungkinan Malaysia akan memesan lebih dari satu MRSS. Platform MRSS mirip dengan LPD Angkatan Laut Indonesia dan SSV Filipina. Namun, MRSS akan lebih besar, dengan panjang 163 meter, dan bersenjata lengkap," katanya.
Firmansyah berharap, pesanan dari Malaysia dan beberapa militer asing akan membuat nama baik bangsa Indonesia, dan membuktikan PT PAL memiliki teknologi kapal perang setara dengan galangan kapal negara lain.
Sebelumnya, PAL menerima pesanan dua unit kapal perang dari Filipina jenis LPD yang didesain panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, dan memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas.
Kapal perang kategori canggih itu dilengkapi pendaratan tiga helikopter dan hangar, serta memiliki kemampuan mengangkut dua unit kapal "landing craft utility" (LCU) ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga "Amphibious Assault Vehicle" (AAV).
Selain itu, pesanan kapal perang kedua Filipina memiliki kemampuan menjangkau hingga ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung sekaligus SAR ketika sedang terjadi bencana.
Baca juga:
Pabrik kapal selam PT PAL siap berproduksi akhir Februari
Pertama kali, produk desain interior Indonesia bakal mejeng di Eropa
Bekraf sebut pameran di luar negeri bikin produk RI mendunia
Ini kelebihan pesawat CN-245 terbaru buatan PT Dirgantara Indonesia
Nilai Ekspor kopi robusta asal Lampung meroket di Desember 2016