Seven Eleven rontok, Modern International tak sebar dividen
"Bottom line minus jadi nggak ada dividen."
PT Modern International Tbk menyebut pelarangan penjualan minuman alkohol berdampak buruk pada bisnis ritelnya. Sebab, mereka harus menutup banyak gerai Seven Eleven (Sevel).
"Sevel kan ada larangan bisnis alkohol, jadi banyak tutup toko. Karena sevel yang besar-besar kena, impact-nya berasa banget, jadi realokasi atau tutup," kata Sekretaris Perusahaan PT Modern International Tina Novita usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Jakarta, Rabu (8/6).
-
Apa yang dijual di warung Bu Ratmini dan Pak Wiarji? Pak Wiarji bercerita, di warung itu ia dan istrinya menjual aneka makanan dan minuman. Namun tak semua makanan bisa mereka hidangkan. Bu Ratmini mengaku sudah tidak bisa lagi memasak gorengan karena keterbatasan fisik yang ia miliki.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Di mana pasar takjil Rawamangun berada? Pasar Rawamangun jadi tempat berburu takjil selain Benhil dengan menu-menunya yang unik.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Kapan Pasar Lama Serang mulai ramai dengan penjual takjil? Meski waktu masih menunjukkan pukul 13:00 WIB, para pedagang menu buka puasa sudah mulai menjajakan dagangannya. Lapak demi lapak perlahan diserbu pembeli yang sengaja berburu lebih awal agar tidak kehabisan.
Atas dasar itulah, perseroan memutuskan tak membagikan dividen ke pemegang saham.
"Bottom line minus jadi nggak ada dividen."
Kendati demikian, Tina mengatakan, tahun ini, pihaknya akan ekspansi 200 gerai. Sejauh ini, perseroan memiliki 188 gerai.
Selain itu, Modern International juga bakal melakukan perampingan bisnis. Salah satunya melepas hak distribusi Fuji Film. "Karena trennya imagine terus menurun. Jadi mau ngembaliin hak Fuji ke Fuji," kata Tina
"Kami melepas semua. Pada 2015, dua divisi bisnis Fuji. 2016, medical imagine-nya kuartal 3. Itu kami kembalikan hak distribusi ke fuji."
Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan Rp 1,2 triliun. "Laba akan minus, kurang lebih sama dengan 2015" ujar Tina.
(mdk/yud)