Sri Mulyani Antisipasi Penurunan Kinerja APBN Terdampak Perlambatan Ekonomi Global
Sri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Sri Mulyani mencatat APBN surplus Rp67,7 triliun per Kuartal II-2023
Sri Mulyani Antisipasi Penurunan Kinerja APBN Terdampak Perlambatan Ekonomi Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia surplus Rp67,7 triliun hingga Kuartal III-2023. Realisasi ini setara 0,32 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Kinerja APBN sampai dengan selamat triwulan III-2023 surplus anggaran sebesar Rp67,7 triliun," katanya dalam acara Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat (3/11).
Merdeka.com
Meski begitu, Sri Mulyani mengakui surplus APBN terus menunjukkan tren perlambatan dalam beberapa waktu terakhir.
Ini seiring dengan anjloknya harga komoditas andalan ekspor Indonesia dan perlambatan pertumbuhan global.
"Sehingga perlu diwaspadai dan diantisipasi. Kinerja belanja negara harus tetap ekspansif untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, mendukung berbagai agenda pembangunan, dan melindungi daya beli masyarakat," tegas Bendahara Negara.
Merdeka.com
Setali tiga uang, pendapatan negara melambat namun masih tumbuh positif 3,1 persen dengan realisasi mencapai Rp2.035,6 triliun. Nilai ini setara 82,6 persen dari target APBN.
Adapun, penerimaan perpajakan mencapai Rp1.583,3 triliun (78,3 persen) dari target APBN) atau tumbuh 2,6 persen secara year on year (yoy) terutama ditopang oleh PPh
Non Migas (tumbuh 6,7 persen yoy) dan PPN Dalam Negeri (tumbuh 6,4 persen yoy).
Secara sektoral, kinerja penerimaan perpajakan ini ditopang oleh penerimaan dari sektor pertambangan, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan.
Capaian kinerja penerimaan perpajakan ini terutama dipengaruhi oleh penguatan pemulihan aktivitas ekonomi di tengah moderasi harga komoditas.
"Untuk realisasi PNBP mencapai Rp451,5 triliun, setara 102,3 persen dari target atau tumbuh 4,6 persen yoy. Ditopang oleh PNBP SDA Non Migas yang tumbuh 52,3 persen yoy dan PNBP Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) yang tumbuh 74,2 persen yoy di tengah harga komoditas yang termoderasi," jelasnya.
Merdeka.com
Selanjutnya, realisasi belanja negara sampai dengan triwulan III-2023 mencapai Rp1.967,9 triliun atau 64,3 persen dari pagu APBN.
Rinciannya, terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat yang mencapai Rp1.396,9 triliun atau 62,2 persen dari pagu APBN, Transfer ke Daerah mencapai Rp571,0 triliun atau 70,1 persen dari pagu APBN.
"Realisasi belanja tersebut ditujukan untuk belanja yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat melalui program perlindungan sosial meliputi PKH, Sembako, PIP, KIP Kuliah, Bantuan Ternak, subsidi dan kompensasi energi, subsidi perumaha), dukungan bagi petani dan UMKM, pendidikan, pembangunan infrastruktur," pungkasnya.