Sri Mulyani Harap Indonesia Bisa Belajar dari Kebijakan Negara Maju di Presidensi G20
Sri Mulyani mengakui, kompleksitas yang dihadapi dengan situasi pemulihan yang tidak merata menyebabkan setiap negara akan memprioritaskan kesulitan di dalam negeri masing-masing.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati berharap presidensi G20 Indonesia tahun 2022 bisa menghasilkan sinkronisasi kebijakan pasca krisis atau exit policy bagi Indonesia. Tujuannya agar Indonesia bisa belajar langsung mengenai berbagai kebijakan negara-negara maju.
Sri Mulyani mengakui, kompleksitas yang dihadapi dengan situasi pemulihan yang tidak merata menyebabkan setiap negara akan memprioritaskan kesulitan di dalam negeri masing-masing.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
Namun negara-negara ini memahami, jika hanya fokus pada pemulihan dalam negeri tanpa adanya usaha untuk menciptakan upaya bersama, yaitu sinkronisasi dari sisi kebijakan (policy), maka dampaknya dari sisi kebijakan yang dibuat itu bisa menjadi lebih lemah, sehingga kurang efektif.
"Contohnya kalau kita bicara bentuk (exit policy) itu seperti apa, kalau di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa kemarin kita lihat inflasi di atas 6 persen, Jerman juga sekarang sudah di atas 6 persen," kata Menkeu dalam konferensi pers, Kick off Presidensi G20 Indonesia di Jalur Keuangan, di Bali, Kamis (9/12).
Menurutnya, negara-negara ini pasti akan fokus kepada bagaimana menurunkan tekanan dari harga-harga karena mempengaruhi daya beli masyarakatnya dan juga akan melemahkan pemulihan itu sendiri.
Langkah Pengendalian Inflasi
Oleh karena itu, negara tersebut akan melakukan langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi. Dalam melakukan langkah-langkah mengendalikan inflasi itu, bisa dibicarakan dalam forum G20, bagaimana agar inflasi tidak menciptakan dampak yang besar secara global.
"Utamanya tadi dikomunikasikan, ini penyebab inflasi nya apa kalau penyebab inflasi adalah supply disruption yang sifatnya temporer atau tadi yang sifatnya labour shortage temporer. Maka mereka akan membuat policy menjadi lebih hati-hati," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, hal-hal semacam itu sangat penting untuk dibahas, karena bisa saja Indonesia mengalami hal serupa. Harapannya, Indonesia bisa belajar dari negara-negara yang sudah mengalami, untuk ke depannya bisa mencegah terjadinya inflasi dan lainnya.
"Hal seperti ini akan menjadi sangat penting, ini kan sama seperti untuk Indonesia sendiri. Nanti kita akan melihat di dalam pemikiran atau rencana yang dilakukan oleh negara-negara maju arahnya akan seperti apa. Pertemuan-pertemuan ini, penting kita bisa saling kemudian mengukur," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)