Strategi Kemenperin Dorong Industri Kerajinan Batik Tembus Pasar Dunia
Kegiatan Innovating Jogja 2021 diinisiasi oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta, salah satu satuan kerja di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan batik melalui kegiatan ‘Innovating Jogja 2021’.
Kegiatan Innovating Jogja 2021 diinisiasi oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta, salah satu satuan kerja di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin.
-
Di mana batik encim berasal? Pekalongan adalah kota di pesisir utara Pulau Jawa yang pada zaman dahulu dijadikan sebagai pelabuhan besar untuk disinggahi oleh kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia seperti Cina, Arab, dan Eropa.
-
Apa yang menginspirasi Batik Pecel? Batik Pecel terinspirasi dari masakan asli Madiun yaitu pecel. Pecel merupakan makanan yang terdiri dari beberapa sayuran dan dipadukan dengan bumbu kacang bercita rasa manis, gurih, dan pedas.
-
Bagaimana Mbok Mase merekrut perajin batik? Ketika berkecimpung dalam dunia usaha batik, Mbok Mase juga berperan dalam merekrut para perajin batik. Dalam merekrut perajin, ia banyak mengambil warga Kampung Laweyan.
-
Kapan Kain Batik Besurek ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia? Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kain ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2015 silam.
-
Kapan motif batik kawung diciptakan? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
-
Batik apa yang Arumi Bachsin kenakan di pameran kerajinan? Arumi Bachsin hadir di pameran tersebut mengenakan batik khas dari Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
"Innovating Jogja telah dilaksanakan sejak tahun 2016. Pada tahun ini, kegiatan difokuskan pada pengembangan usaha tenant yang akan memanfaatkan hasil litbangyasa BBKB dan pengembangan usaha berdasarkan inovasi tenant pada bidang kerajinan dan batik," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi, Rabu (23/6).
Melalui kegiatan Innovating Jogja, BBKB Yogyakarta memfasilitasi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk mengikuti program inkubator bisnis. Pada gelaran tersebut, dicari start-up berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik dengan sistem kompetisi.
Doddy menjelaskan, BBKB Yogyakarta memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan jasa industri bagi industri kerajinan dan batik, serta hasil-hasil inovasi yang mampu mendukung pengembangan sektor tersebut. Sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing komersial, produktivitas, potensi ekspor sektor industri batik dan kerajinan melalui pendekatan inovasi.
"Melalui kegiatan Innovating Jogja 2021, diharapkan hasil-hasil inovasi tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku industri," imbuhnya.
Selain itu, kata dia, kegiatan Innovating Jogja 2021 sekaligus membuka kesempatan bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya, berusia di bawah 45 tahun, dan memiliki inovasi serta semangat menjadi wirausaha untuk mengirimkan ide dan inovasinya di bidang kerajinan dan batik.
"Melalui kegiatan ini, BBKB Kemenperin akan terus mengawal dan memfasilitasi ide-ide dan inovasi luar biasa yang dilakukan secara mandiri maupun berkolaborasi oleh para pelaku industri," ujarnya.
Jumlah yang Mendaftar Meningkat
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Titik Purwati Widowati menambahkan, pendaftar kegiatan Innovating Jogja tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan tahun ini ada pendaftar yang berasal dari luar Yogyakarta dan luar pulau Jawa.
"Tercatat sudah ada 247 pendaftar kegiatan Innovating Jogja 2021. Dari jumlah tersebut, 48 peserta terpilih untuk mengikuti kegiatan Workhop Business Plan secara online. Kemudian panitia menyeleksi Business Plan yang dihasikan sehingga terpilih 30 peserta yang berhak mengikuti tahap bootcamp Innovating Jogja 2021," ucapnya.
Titik menyampaikan, selama lima tahun pelaksanaannya, Innovating Jogja telah menghasilkan 20 tenants dan 113 peserta yang telah mengikuti bootcamp. Para lulusan program ini mampu berkembang, bahkan di masa Pandemi Covid-19.
"Bahkan ada lima tenant Innovating Jogja tahun 2020 telah mampu melakukan lompatan-lompatan bisnis yang luar biasa," kata Titik.
Adapun lima tenant tersebut antara lain CV Woodeco Indonesia dan Toja Indonesia, yang telah mampu meraih pasar ekspor untuk produk home decoration dan fashion akseroris. Selain itu, CV Woodeco Indonesia mengalami pertumbuhan omzet sebesar 163 persen di masa inkubasi 2021.
Lalu ada Puspita Indigo berhasil mengembangkan paket produk pewarna alami instan untuk warna biru pada masa inkubasi yang sama, bahkan telah mencapai peningkatan penjualan sebesar 70 persen. Selanjutnya, tenant Innovating Jogja lainnya, Semilir dan Arsty Craft telah mampu meningkatkan penjualan sebesar 30 persen.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com