Studi: Orang Kaya Beli Barang Tak Berguna demi Status Sosial
Salah satu contohnya adalah arloji Romain Jerome seharga USD 300.000 yang ludes setelah dua hari peluncuran. Padahal, jam itu hanya bisa menunjukkan waktu siang dan malam. Jam mahal itu, meski kurang fungsional, dinilai menunjukkan simbol status sosial pembelinya.
Profesor Jonah Berger dari Wharton School, Universitas Pennsylvania menyimpulkan bahwa para orang kaya sangat hobi membeli barang-barang tidak berguna. Kegunaan praktisnya memang tidak ada, para orang kaya semata ingin menunjukkan simbol status sosial.
Dilaporkan Business Insider, benda tak berguna bisa notabene yang mahal, bisa menjadi simbol status. Ini Berger ungkap dalam bukunya berjudul Invisible Influence: The Hidden Forces That Shape Behavior (Pengaruh Tak Terlihat: Kekuatan Tak Terlihat Yang Membentuk Perilaku).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Siapa saja orang terkaya di Indonesia? Memiliki kekayaan gabungan sebanyak US$ 48 miliar (Rp 744 triliun), Robert Budi dan Michael Hartono bertahan di posisi pertama.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
Salah satu contohnya adalah arloji Romain Jerome seharga USD 300.000 yang ludes setelah dua hari peluncuran. Padahal, jam itu hanya bisa menunjukkan waktu siang dan malam. Jam mahal itu, meski kurang fungsional, dinilai menunjukkan simbol status sosial pembelinya.
"Kebanyakan orang membeli produk-produk itu (seperti jam tangan) untuk keuntungan fungsional, jadi sesuatu yang secara eksplisit menanggalkan fungsi tersebut mengirimkan sinyal identitas yang jelas," ujar Berger.
Selain barang tak berguna, Berger menyebut ada empat hal lain yang bisa menunjukkan status sosial, yaitu biaya uang, biaya waktu, biaya peluang, dan biaya sakit dan dedikasi.
Biaya uang yang dimaksud tentu berarti harta yang dimiliki untuk membeli barang mahal. Biaya waktu digunakan dalam mempelajari sesuatu yang mewah, misal belajar wine-tasting.
Biaya peluang adalah ketika melakukan sesuatu yang lazimnya bisa mempersulit diri, misal memiliki tindikan yang justru menyulitkan mencari kerja. Terakhir, ada biaya sakit dan dedikasi, contohnya rela sit-up ratusan kali demi perut six-pack.
"Hal-hal itu membedakan antara orang dalam dan peniru. Antara orang yang tahu atau paham akan domain tertentu dan yang tidak," jelas Berger yang menambahkan jika sesuatu makin susah ditiru, maka nilainya makin tinggi sebagai simbol status sosial.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kaya Raya, 4 Orang Indonesia Ini Punya Mal, Hotel dan Bank
Tips Miliuner Warren Buffett Saat Dihadapkan Pada 2 Pilihan Sulit
10 YouTuber Dengan Penghasilan Terbanyak di Dunia
Membongkar Jumlah Harta Ratu Elizabeth II, Ratu Tertua di Dunia
Miliuner Warren Buffett Sebut Perang Dagang Berdampak Buruk Bagi Dunia
Indonesia Jadi Negara Dengan Jumlah Miliuner Tua Terbanyak di Dunia