Survei: 10 Jam Kerja Tiap Hari, Orang Kaya Singapura Tak Puas dengan Keseimbangan Hidupnya
Orang kaya Singapura menjadi kelompok paling tidak puas dengan prinsip hidup seimbang, atau dikenal dengan work life balance.
Orang kaya Singapura menjadi kelompok paling tidak puas dengan prinsip hidup seimbang, atau dikenal dengan work life balance.
Survei: 10 Jam Kerja Tiap Hari, Orang Kaya Singapura Tak Puas dengan Keseimbangan Hidupnya
Orang Kaya Singapura Tak Puas dengan Gaya Hidup 'Work Life Balance'
Sebagai negara maju, menjadi sebuah hal lazim bagi setiap individunya sangat kompetitif di berbagai bidang, termasuk dalam pekerjaan.
Namun, hasil riset yang dilakukan Banque Lombard Odier & Cie SA dari Swiss menunjukan, orang-orang kaya Singapura ternyata menjadi kelompok paling tidak puas dengan prinsip hidup seimbang, atau dikenal dengan work life balance.
Penelitian yang dilakukan bank tersebut melibatkan lebih dari 460 responden kaya di Singapura, Hong Kong, Jepang, Thailand, Filipina, Taiwan, dan Australia. Survei dilakukan antara bulan Mei dan Juni.
Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Pasifik, persentase kepuasan orang kaya Singapura terhadap keseimbangan hidup hanya 30 persen.
"Hanya 30 persen orang dengan kekayaan investasi lebih dari USD1 juta di Singapura merasa puas dengan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan mereka,"
demikian Laporan Banque Lombard Odier & Cie SA dikutip dari Bloomberg, Senin (6/11).
Ada tujuh negara Asia Pasifik yang menjadi objek penelitian Banque Lombard Odier & Cie SA.
Mereka adalah Thailand dengan persentase kepuasan terhadap work life balance 72,7 persen, Australia 68,0 persen, Filipina 64,3 persen, Hongkong 52,8 persen, Jepang 48,8 persen, Taiwan 41,3 persen, dan Singapura 30,0 persen.
Dalam Laporan tersebut dijelaskan kelompok jutawan Singapura yang tidak puas di dengan work life balance disebabkan oleh jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja, dengan 26 persen warga Singapura menjawab mereka sering bekerja lembur.
Diketahui, Singapura tercatat memiliki jam kerja terpanjang di antara 10 negara di Asia Pasifik, yaitu 45 jam per Minggu.
Namun, menurut Laporan Lombard Odier, akan terdapat persepsi generasi muda akan beralih dari mentalitas ‘pekerjaan adalah hidup/hidup adalah pekerjaan’ di tengah ancaman meningkatnya orang kaya secara besar-besaran di Asia.