Survei: Gen Z Ternyata Lebih Percaya Review Influencer Dibanding Iklan Tradisional
Generasi Z cenderung lebih terpengaruh untuk membeli sesuatu berdasarkan rekomendasi dari seorang influencer.
Selama bertahun-tahun, promosi dari mulut ke mulut telah menjadi kunci keberhasilan dalam pemasaran bisnis kecil. Namun, data terbaru dari GoDaddy mengungkapkan bahwa di kalangan Gen Z dan konsumen muda lebih mudah terpengaruh para influencer.
Melansir dari AZ, survei terhadap 1.000 konsumen AS pada bulan September menunjukkan bahwa meskipun pelanggan Gen Z dan Milenial mulai berperilaku berbeda dari pembeli tradisional, itu tidak berarti mereka bergerak ke arah yang sama.
-
Bagaimana Gen Z menjaga presentasi dirinya di media sosial? “Saya rasa instagram story lebih memberi rasa aman karena mudah dikontrol untuk siapa saja yang boleh melihat "presentasi diri" mereka dan mana saja yang dikecualikan untuk melihat "presentasi diri" mereka yang paling dalam. Semua hal itu mereka dapatkan di Instagram Story bukan di post Instagram,” ujarnya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang penggunaan media sosial oleh Gen Z? Ini merupakan hasil riset yang dilakukan Invinyx dan Jakpat tentang kecenderungan Gen Z memilih media sosial.
-
Siapa yang mengatakan Gen Z cenderung meniru idola mereka dalam bermedia sosial? “Pertama jelas jika yang dibilang secara spesifik adalah gen Z, brrti usia mereka saat ini remaja dan dewasa muda. Mereka kebanyakan memodel atau meniru banyak orang yang bermakna dalam hidupnya. Kebanyakan idola melakukan hal ini misalnya. Ini juga memengaruhi cara mereka bersosial media,” kata Aulia saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (2/7).
-
Siapa yang disebut Gen Z? Gen Z adalah generasi yang ditemukan pada usia yang sangat muda dengan teknologi, terutama berkat kehadiran internet dan media sosial.
-
Apa itu Gen Z? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Mengapa Gen Z disebut sebagai penguasa internet di Indonesia? Generasi ini berkontribusi 34,40 persen dari penggunan internet. Selebihnya adalah generasi lainnya. Berikut prosentase kontribusi dari setiap generasi:Pre-Boomer (usia 79 tahun ke atas): 0,24 persenBaby Boomer (usia 60-78 tahun): 6,58 persenGen X (usia 44-59 tahun): 18.98 persenMilenial (usia 28-43 tahun): 30.62 persenGen Z (usia 12-27 tahun): 34,40 persenPost Gen Z (usia kurang dari 12 tahun): 9,17 persen
Sekitar 4 dari 10 konsumen Gen Z atau sebanyak 41 persen memercayai produk atau layanan yang dipasang oleh seorang influencer dibanding iklan dari suatu bisnis. Sedangkan hampir 5 dari 10 konsumen Milenial mencapai 46 persen lebih memercayai iklan dari suatu bisnis.
Di antara kedua generasi, ketika ditanya kemungkinan membeli barang dari postingan di media sosial, postingan dari teman menempati peringkat rendah dalam daftar.
Generasi Z cenderung lebih terpengaruh untuk membeli sesuatu berdasarkan rekomendasi dari seorang influencer. Hal ini terlihat dari persentase pengaruh postingan influencer yang mencapai 57 persen.
Selain itu, mereka juga terpengaruh oleh postingan dari bisnis yang mereka ikuti mencapai 54 persen dan iklan di umpan media sosial mereka sebanyak 49 persen, sementara pengaruh dari postingan teman berada di posisi terakhir dengan 40 persen.
Bagaimana dengan Generasi Milenial
Sebaliknya, generasi milenial lebih dipengaruhi oleh bisnis yang mereka pilih untuk diikuti. Postingan dari bisnis yang mereka ikuti memiliki pengaruh terbesar dengan 57 persen, diikuti oleh iklan di umpan media sosial sebesar 51 persen.
Postingan teman memberikan pengaruh yang cukup signifikan dengan 48 persen, sedangkan postingan dari seorang influencer hanya memengaruhi 44 persen dari generasi ini.
Direktur pemasaran di GoDaddy, Alycia Leno mengatakan dengan mengetahui konsumen Gen Z lebih memercayai iklan media sosial dari pada rekomendasi dari teman merupakan pengubah permainan jika ini adalah target audiens.
"Wawasan tentang cara berbelanja setiap generasi, terutama di media sosial, akan memberdayakan usaha kecil untuk memikirkan kembali strategi mereka dan menggunakan alat yang tepat akan memaksimalkan pemasaran media sosial bisnis mereka," kata Alycia.
Tetap Menilai Produk Ditawarkan Media Sosial
Alycia menjelaskan meskipun pembeli Gen Z dan Milenial mungkin berbeda dalam hal siapa yang mereka percayai saat menelusuri feed, mereka tetap melihat nilai yang ditawarkan media sosial dan iklan sosial.
Sebagian besar konsumen Gen Z atau 55 persen dan Milenial 47 persen secara teratur mengandalkan media sosial untuk menemukan produk baru setiap saat atau hampir setiap saat.
Kemudian lebih dari separuh pelanggan Gen Z atau sektitar 53 persen dan Milenial 57 persen disuguhi iklan yang mendorong mereka mengambil tindakan setidaknya setiap minggu.
Terakhir, hampir 3 dari 10 konsumen Gen Z atau 28 persen dan Milenial 32 persen menganggap iklan media sosial membantu mempelajari produk dan/atau bisnis baru.
Dia menyebut, temuan ini menunjukkan bahwa pemilik usaha kecil perlu memahami khalayak mereka dengan baik, atau mereka berisiko membuang-buang waktu dan menghabiskan uang secara tidak perlu.
"Dengan memahami bagaimana setiap generasi lebih suka berbelanja di media sosial, pengusaha dapat menargetkan pelanggan secara lebih langsung dan melihat hasil yang lebih baik dengan lebih cepat," terang dia.