Survei: Hanya 33,3 Persen UKM Bertahan Lebih dari 1 Tahun Jika Pandemi Berlanjut
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan, saat ini hanya ada 33,3 persen usaha kelas menengah yang mampu mempertahankan bisnis lebih dari 1 tahun. Dengan catatan jika pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga akhir 2021 mendatang.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan, saat ini hanya ada 33,3 persen usaha kelas menengah yang mampu mempertahankan bisnis lebih dari 1 tahun. Dengan catatan jika pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga akhir 2021 mendatang.
"kalau kondisinya (pandemi) seperti ini tidak ada perubahan sampai (akhir 2021) sepertiga (usaha menengah) bisa bertahan lebih dari 1 tahun," ungkap dia dalam webinar bertajuk Indonesia Macroeconomic Update 2021, Kamis (8/4).
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Bagaimana UMKM dikategorikan? UMKM diklasifikasikan menjadi tiga kategori: usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Sedangkan untuk menjaga kelangsungan bisnisnya, mayoritas pelaku usaha menengah melakukan efisiensi biaya operasional. Salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan. "Jadi, menyusutkan jumlah tenaga kerja itu yang paling besar," ucap dia menekankan.
Selain itu, pelaku usaha menengah juga terpaksa mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan selama pandemi berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan demi mengurangi biaya produksi perusahaan. "Lalu, cara lainnya melakukan penyesuaian kuantitas dan kualitas (produk)," bebernya.
Sebagai informasi, survei oleh Apindo ini dilakukan pada Januari 2021. Survei sendiri melibatkan 600 usaha menengah dari anggota Apindo.
Baca juga:
Askrindo Dukung Pemulihan Ekonomi dengan Pemberdayaan UMKM
Kolaborasi Brand Jadi Strategi Produsen Sepatu Lokal di Solo Eksis di Tengah Pandemi
1 April, Pemerintah Telah Salurkan BLT UMKM Rp7,9 Triliun
Tiru 5 Tips Bertahan di Tengah Pandemi untuk Pelaku Usaha Kecil
Meski RI Masih Pandemi, Accor Group Bakal Buka 5 Hotel Baru Tahun ini
Kini Produk UMKM Bisa Mejeng di Lebih dari 140 Hotel Accor Group Seluruh Indonesia