Susi dibully, Susi membela diri
Penenggelaman tiga kapal nelayan Vietnam di Pulau Anambas menjadi pemicu. Kata orang itu bukan kapal melainkan perahu.
Ini kisah tentang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (lagi). Kali ini dia meradang sepak terjang menegakkan kedaulatan maritim Indonesia diolok-olok sebagian orang.
Penenggelaman tiga kapal nelayan Vietnam di Pulau Anambas menjadi pemicu. Kata orang itu bukan kapal melainkan perahu kayu. Ditambah lagi benda itu sudah menjadi rongsokan sejak dua tahun lalu.
"Saya tenggelamkan kapal Vietnam kemarin tiga dan sekarang diledek. Kenapa tidak kapal besar?" kata Susi dalam Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (Rapimnas Kadin) Indonesia , Jakarta, kemarin.
Kata Susi, tiga kapal ditenggelamkan itu berukuran 70 gross tonnage (GT). Lumayan besar untuk ukuran kapal nelayan di Indonesia.
Jadi, siapa bilang tiga kapal ditenggelamkan kecil? "Jangan bulliying kami, itu ukurannya 70 GT. Mungkin kameramen ambil jauh, jadi kelihatan kecil," bela Susi
Berangkat dari kasus ini, Susi sadar, pintu olok-olok kian terbuka lebar. Namun, dia tak gentar menjalankan segala kebijakan sambil sesekali melakukan pembelaan.
Berikut adalah sedikit pembelaan Susi Pudjiastuti:
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kenapa kapal terlihat melayang? Sering kali, ilusi Fatamorgana menghasilkan gambar yang terbalik yang menampilkan penampakan aneh saat berada di laut.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
Bukan kebijakan hangat-hangat tahi ayam
Susi berulangkali mengungkapkan, pihaknya telah menjalankan moratorium atau penghentian sementara pemberian izin penangkapan ikan oleh kapal besar. Selain itu, ada juga pelarangan transhipment atau alih muatan di tengah laut.
Semua itu bertujuan menghilangkan aksi pencurian ikan Indonesia atau illegal fishing. Seiring itu, tak sedikit pihak memandang sebelah mata.
Mereka menduga Susi hanya akan "galak" di awal saja, setelah itu biasa saja atau bahkan melempem.
"Kami mendapat cibiran kalau kebijakan ini hangat-hangat tahi ayam, sudah capek nanti berhenti," kata Susi. "Tapi kami akan membuktikan tidak akan berhenti."
Sudah "kantongi" kapal besar asing ilegal
Susi Pudjiastuti menyadari penenggelaman tiga kapal nelayan kecil Vietnam di Pulau Anambas, Kepulauan Riau menjadi olok-olok sebagian masyarakat. Ini lantaran kapal berukuran 70 gross tonnage (GT) tersebut sejatinya sudah menjadi rongsokan sejak ditangkap pada 2012.
"Saya tenggelamkan kapal Vietnam kemarin tiga dan sekarang diledek. Kenapa tidak kapal besar?" kata Susi
Untuk itu, Susi sudah punya jawabannya. Dia mengaku sudah "mengantongi" kapal berukuran 300 GT asal Thailand.
"Yang gede, 200-300 GT, saya simpan. Apa salah saya, ndak tho?" katanya. "Sebetulnya kalau kita kasih tahu orang Thailand kan tidak bagus."
Susi juga mengungkapkan berhasil menangkap 22 kapal China berlayar ilegal di laut Arafuru. Kapal berukuran mencapai 300 gross tonnage (GT) itu kedapatan tak menggunakan sistem identifikasi otomatis (AIS), sesuatu diwajibkan selama berlayar di perairan Indonesia.
"Kami tangkap kemarin jam 3 sore. Hasil tangkapan akan di bawa ke Tiongkok," ucap Susi dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (8/11).
Namun, jawaban Susi masih menggantung. Dia tidak menegaskan, apakah kapal-kapal itu bakal ditenggelamkan?
"Saya juga sudah minta Menlu menghubungi dubes Tiongkok dan membicarakan ini. Kita pembicaraan hati ke hati. Komitmen bersama dunia atas pelarangan praktek ilegal fishing karena tidak ramah lingkungan."
Kebijakannya bikin harga ikan turun
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut komoditi perikanan menyumbang deflasi 0,02 persen pada November lalu. Itu lantaran terjadi penurunan harga ikan, terutama tenggiri dan bawal putih.
Susi Pudjiastuti mengklaim, itu buah keberhasilannya menjalankan moratorium penangkapan ikan dan melarang transhipment. Padahal, kebijakan itu baru dijalankan kurang dari satu bulan.
Untuk itu, Susi menuntut imbalan. Dia minta anggaran kementeriannya ditambah Rp 10 triliun.
"Saya kemarin sudah ke Menko Maritim dan Menko Perekonomian. Saya nyumbang deflasi, mana upahnya? Saya minta Rp 10 triliun," ujar Susi.
Uang sebesar itu, lanjutnya, bakal digunakan untuk membeli beberapa kapal nelayan. "Nah makanya tadi dipanggil, rupanya nanti saya kecipratan dana lebihan," ungkap Susi.
Ancamannya bikin gentar negara lain
Susi Pudjiastuti mengatakan ancaman penenggelaman membuat Malaysia memasang alat pendeteksi di kapal nelayan. Alat pendeteksi bakal berbunyi jika nelayan Malaysia memasuki perairan Indonesia.
Jika demikian, pemerintah negeri jiran tersebut bakal meminta nelayan untuk segera berbalik. "Mereka juga tidak mendukung bangsanya menjadi pencuri," kata Susi
Dia menegaskan, ancaman penenggelaman kapal tidak dirancang untuk merusakan hubungan baik Indonesia dengan negara lain. Untuk mencegah itu, dia sudah berkomunikasi terlebih dulu dengan perwakilan negara tetangga di Tanah Air.
"Duta besar Thailand sudah dua kali bertemu dan bicara. Bahkan mereka mendukung dan menyebut sudah mengumumkan ke semua nelayan mereka agar tidak memancing ke Indonesia lagi," ucap Susi.