Ternyata, Ini Penyebab Menara Pisa di Italia Bisa Miring
Saat konstruksi masih berlangsung, fondasi menara Pisa mulai tenggelam ke dalam tanah lunak dan berawa,.
Menara Pisa ini meraup pendapatan sekitar 21 juta euro atau sekitar Rp355 miliar per tahun.
- Temuan Belati Tembaga dari Masa Prasejarah Ungkap Kebudayaan 4.000 Tahun lalu
- Harta Dibawa Mati, Dua Kerangka Pompeii Ditemukan Sedang Memegang Koin dan Perhiasan Berharga, Begini Saat-Saat Terakhir Mereka
- Kisah Gereja Sidang Kristus di Sukabumi, Punya Menara yang Usianya Lebih Tua dari Jam Gadang
- Menilik Sejarah Masjid Kiai Muara Ogan, Berdiri di Pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan Sejak Tahun 1871
Ternyata, Ini Penyebab Menara Pisa di Italia Bisa Miring
Ternyata, Ini Penyebab Menara Pisa di Italia Bisa Miring
Keunikan Menara miring atau menara Pisa di Italia tidak pernah luntur di tengah destinasi wisata yang selalu muncul di setiap negara. Mengutip laman leaning tower Pisa, setiap tahunnya menara lonceng ini dikunjungi oleh 5 juta orang.
Dalam laman tersebut juga menyampaikan informasi bahwa setidaknya, menara Pisa ini meraup pendapatan sekitar 21 juta euro atau sekitar Rp355 miliar per tahun.
Menara ini nyatanya pernah ditutup oleh pemerintah Italia untuk membangun sejumlah infrastruktur di sisi menara. Durasi proses pembangunan infrastruktur ini cukup lama yaitu 11 tahun dan menggelontorkan dana USD27 juta atau setara Rp418 miliar.
Melansir laman History, pada abad ke-12, pembangunan menara lonceng untuk katedral Pisa dimulai, sebuah pusat perdagangan sibuk di Sungai Arno di Italia barat, sekitar 50 mil dari Florence.
Saat konstruksi masih berlangsung, fondasi menara mulai tenggelam ke dalam tanah lunak dan berawa, sehingga miring ke satu sisi.
Kontraktor kemudian mencoba mengimbangi kemiringan tersebut dengan membuat lantai atas sedikit lebih tinggi di satu sisi, namun tambahan pasangan bata yang diperlukan hanya membuat menara semakin tenggelam.
Ketika selesai dibangun pada tahun 1360, para insinyur zaman modern mengatakan bahwa merupakan suatu keajaiban bahwa bangunan tersebut tidak runtuh seluruhnya.
Meskipun katedral itu sendiri dan tempat pembaptisan di sebelahnya juga sedikit miring, Torre Pendente di Pisa, atau Menara Miring Pisa lah yang menjadi objek wisata paling terkenal di kota ini.
Pada abad ke-20, menara marmer putih setinggi 190 kaki bersandar secara dramatis sejauh 15 kaki dari garis tegak lurus.
Setahun sebelum penutupannya pada tahun 1990, tercatat satu juta orang mengunjungi menara tua ini. Mereka telah menaiki 293 anak tangga yang sudah lapuk hingga ke puncak dan memandangi Campo dei Miracoli (Lapangan Keajaiban) yang hijau di luarnya.
Namun, karena khawatir akan runtuh, para pejabat menunjuk 14 arkeolog, arsitek, dan ahli tanah untuk mencari cara menghilangkan sebagian kemiringan yang terkenal itu.
Meskipun upaya awal pada tahun 1994 hampir merobohkan menara, para insinyur akhirnya mampu mengurangi kemiringan antara 16 dan 17 inci dengan membuang tanah dari bawah fondasi.
Ketika menara dibuka kembali pada tanggal 15 Desember 2001, para insinyur memperkirakan akan memakan waktu 300 tahun untuk kembali ke posisi tahun 1990.