Ternyata, Orang Tajir Amerika Bayar Pajak Lebih Sedikit dari Rakyat Jelata
Orang kaya Amerika Serikat ternyata diuntungkan dengan sistem pajak. Di mana, berdasarkan analisis yang dilakukan University of California Berkeley oleh Emmanuel Saez dan Gabriel Zucman, miliarder AS hanya bayar pajak sekitar 23 persen dari pendapatan mereka.
Orang kaya Amerika Serikat ternyata diuntungkan dengan sistem pajak. Di mana, berdasarkan analisis yang dilakukan University of California Berkeley oleh Emmanuel Saez dan Gabriel Zucman, miliarder AS hanya bayar pajak sekitar 23 persen dari pendapatan mereka.
Mengutip laman Forbes, angka ini lebih kecil 5 persen dari kebanyakan masyarakat AS yang membayar 28 persen pajak dari pendapatan mereka. Studi yang juga ditulis dalam buku mereka, The Triumph of Injustice, menunjukkan adanya ketimpangan di AS yang butuh perhatian khusus.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? Amerika Serikat - Total miliarder mencapai 735 orang, masih sama dibanding tahun 2022. - Total kekayaan mencapai USD4,5 triliun, turun USD200 miliar dari tahun sebelumnya - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang gemar berpura-pura kaya? Satu hal yang membedakan orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk membahas cita rasa dan gaya hidup yang dianggap elite.
-
Bagaimana ciri-ciri orang pelit? Sementara itu, orang pelit memiliki sejumlah ciri-ciri yang mudah diamati dari sikap seseorang kepada orang lain. Di antara yakni menyisihkan harta hanya untuk diri sendiri, jauh dari sikap bersedekah, tak membantu fakir miskin, dan sombong.
"Sistem perpajakan AS saat ini sangat datar, kecuali untuk kalangan atas (miliarder), regresif," tulis mereka di bukunya.
"Sebagai suatu grup besar, meskipun situasi individual mereka tidak semua sama, keluarga Trump, keluarga Zuckerberg dan keluarga Buffett membayar pajak dengan persentase lebih rendah dari para guru dan sekretaris perusahaan," lanjutnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan situasi di 1950 hingga 1980, di mana para miliarder membayar lebih dari 50 persen untuk pajak.
Pengakuan Warren Buffett
Pada 2011, miliarder dan investor Warren Buffett menulis di kolom New York Times kalau dirinya membayar pajak lebih rendah dari sekretarisnya.
"Tahun lalu, saya membayar pajak sebesar USD 6,9 juta. Mungkin terlihat seperti angka yang besar, tapi aku hanya membayar 17,4 persennya saja, sedangkan orang-orang di kantorku membayar dengan rentang 33 persen hingga 41 persen, atau kira-kira 36 persen dari pendapatan," tulis Buffett.
Kesenjangan pendapatan juga berdampak pada pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang hanya naik 0,8 persen saja di tahun 2018.
Itu adalah angka terendah sejak 3 tahun lalu, dan mayoritas pertumbuhan ekonomi AS didominasi oleh kekayaan konglomerat dan perusahaan finansial, menurut Timothy Smeeding, profesor University of Wisconsin Madison.
Untuk itu, Saez dan Zucman merekomendasikan agar pemerintah menerapkan pajak khusus bagi miliarder.
Orang dengan kekayaan dari USD 50 juta hingga USD 1 miliar akan mendapat tambahan pajak 2 persen dan orang dengan kekayaan lebih dari USD 1 miliar mendapat tambahan 3 persen.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)