Terungkap, Begini Sejarah Orang Indonesia Doyan Makan Nasi
Indonesia sebagai negara ke-4 sebagai negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia.
Indonesia sebagai negara ke-4 sebagai negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia.
- Inilah Makanan pada Masa Penjajahan di Indonesia Masih Dikonsumsi di Kampung-kampung
- Indonesia Peringkat Kedua Sebagai Negara dengan Konsumsi Mi Instan Terbanyak di Dunia
- Kenapa Orang Indonesia Sangat Suka dengan Nasi? Ternyata Ini Sejarah Panjangnya
- Sejarah Pekat di Balik Kecap Manis, Pelengkap Rasa Kesayangan Masyarakat Indonesia
Terungkap, Begini Sejarah Orang Indonesia Doyan Makan Nasi
Begini Sejarah Orang Indonesia Doyan Makan Nasi
Sejak akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024, masyarakat mulai terbebani dengan melambungnya harga beras.
Pemerintah mengklaim, harga beras yang tidak stabil dipicu krisis iklim yang mengakibatkan gagal panen.
Masyarakat Indonesia saat ini pun sangat lekat mengonsumsi nasi.
Berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), konsumsi beras Indonesia periode 2021/2022 sebesar 35,3 juta metrik ton.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara keempat sebagai negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia.
Dalam sejumlah referensi cerita kuno, beras bukanlah makanan utama masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi umbi-umbian hasil perkebunan seperti talas, jagung, ketela, dan sejenisnya.
Dalam satu cerita kuno menceritakan Raja Makukuhan yang tengah memburu burung dengan ketapel.
Saat batu ketapel yang dilepaskan terkena burung perkutut, burung puter, dan merpati hitam.
Saat burung-burung itu jatuh ke tanah, muncul sejenis biji-bijian sesuai warna burung tersebut.
Raja dan anaknya kemudian memakan biji-bijian tersebut.
Sisa dari biji-bijian itu kemudian dibawa pulang untuk ditanam.
Beberapa waktu berlalu, biji yang ditanam itu tumbuh tanaman padi.
Padi itulah yang kemudian diproses menjadi nasi oleh masyarakat Indonesia kebanyakan saat ini.
Sementara itu, melansir Quatr, diperkirakan beras pertama kali ditanam di Thailand pada 4000 tahun sebelum masehi.
Dari sana beras mulai menyebar ke wilayah China selatan dan India.
Beras tertua di India ditemukan pada tahun 2500 sebelum masehi di wilayah Harrapa.
Sedangkan sawah tertua di China diduga berasal dari tahun 3000 sebelum masehi.
Padi berasal dari India kemudian menyebar ke sejumlah wilayah termasuk Indonesia.
Sejak tanaman padi mulai dikenal luas masyarakat Indonesia, tanaman ini menjadi komoditas penting bagi VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda.
Pejabat VOC mulai berkeliling Pulau Jawa dan kantong-kantong produksi beras muncul di Lombok, Sulawesi Selatan, dan Sumbawa.
Produksi beras ditingkatkan di masa kolonial, bahkan mengekspornya ke Belanda dan negara-negara Asia Selatan. Kendati demikian beras kala itu belum menjadi makanan pokok.
Dalam buku A.M.P.A Scheltema, masyarakat masih memandang beras sebagai komoditas utama perdagangan.
Jagung dan umbi-umbian yang harganya lebih murah dibanding beras, masih menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia saat itu.
"Dapat dikatakan bahwa beras belum menjadi makanan utama bagi sebagian besar penduduk pribumi setidaknya sampai paruh pertama abad ke-19," demikian penjelasan dalam buku A.M.P.A Scheltema.
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras diyakini berasal saat terjadi paceklik di seluruh wilayah Indonesia. Masyarakat secara perlahan beralih konsumsi dari umbi-umbian menjadi beras.