Usai Ditinggal Chevron, Produksi Minyak Blok Rokan Meningkat Capai 160 Ribu Barel per Hari
Pertamina Hulu Rokan resmi mengelola wilayah kerja Blok Rokan per 9 Agustus 2021.
Pertamina Hulu Rokan resmi mengelola wilayah kerja Blok Rokan per 9 Agustus 2021.
Usai Ditinggal Chevron, Produksi Minyak Blok Rokan Meningkat Capai 160 Ribu Barel per Hari
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengungkap capaian produksi minyak di wilayah kerja (Rokan) atau Blok Rokan usai diambil alih dari tangan PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021 silam.
Vice President IT PHR, Triatmojo Rosewanto mengatakan, saat ini produksi minyak Blok Rokan rata-rata mencapai 160 ribu barel per hari.
Angka ini meningkat dibandingkan produksi minyak saat dikelola Chevron yang berkisar 150 ribu barel per hari.
- Jadi Paling Cantik, Momen Selvi Ananda di Antara Para Ketum Koalisi Prabowo-Gibran
- Panas Pemilihan RT di Bogor! Calon yang Kalah Bikin Pemilu Tandingan, Adang Truk Sampah Masuk Komplek Pakai Pajero
- Ditembak Pelaku Maling Motor, Hansip di Tanjung Priok Alami Luka di Leher dan Punggung
- Tak Jera, Kini Pemotor Nekat Lawan Arah di Tengah Padatnya Lalu Lintas Jl Cideng Raya
"Dan memang kontribusi kita rata-rata 160 ribu barel minyak per hari," tegasnya dalam acara Media Gathering di Pekanbaru, Riau, ditulis Kamis (26/10).
Dengan capaian tersebut, Blok Rokan saat ini menyumbang 25 persen pasokan minyak untuk kebutuhan nasional.
Selain itu, pasokan minyak Blok Rokan tersebut juga menyumbang 30 persen produksi PT Pertamina secara nasional.
"Jadi, (Blok Rokan) sangat penting untuk menjamin kelangsungan ketahanan energi kita," ungkapnya.
Saat ini, Blok Rokan memiliki lebih dari 12 ribu sumur minyak aktif di lebih dari 100 lapangan. Total luas area operasi Blok Rokan di Riau ini mencapai 6.200 kilometer persegi yang didukung dengan jaringan pipa mencapai 10.500 km, atau setara dua kali jarak Sabang-Merauke.
"Blok Rokan ini tersebar di tujuh kabupaten/kota. Sehingga tantangannya very complicated, produksi minyaknya tidak mudah," imbuhnya.
Untuk itu, PHR melakukan transformasi digital sektor industri migas melalui pemanfaatan kecerdasan buatan/Artificial Intelligence (AI) di sistem CCTV untuk mengoptimalkan produksi minyak Blok Rokan.
Melalui pemanfaatan AI memungkinkan seluruh operasional utama migas diintegrasikan dan dipantau melalui sistem terpusat.
Mulai dari aktivitas yang dipantau ialah yang meliputi pengeboran, monitoring pengapalan, lifting, inventory hingga operasional produksi.
Selain itu AI, dapat digunakan untuk memantau aspek keselamatan pekerjaan yang ada di lapangan. Solusi digital ini dapat mendeteksi secara otomatis safety para pekerja.
"AI CCTV tersebut dapat secara otomatis mendeteksi apakah pekerja di lapangan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap atau tidak, sehingga apabila ada pegawai yang tidak lengkap menggunakan APD pada saat di lapangan, otomatis alarm akan berbunyi di Command Center sehingga kita bisa melakukan tindak lanjut secara cepat,"tandasnya.
Merdeka.com