Waran Terstruktur Dinilai Jadi Opsi Strategi Investasi
Founder Investorsaham.id Thomas William Simardjo menilai produk investasi structured warrant atau waran terstruktur yang akan diluncurkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester II-2022 bisa menambah opsi strategi berinvestasi bagi investor.
Founder Investorsaham.id Thomas William Simardjo menilai produk investasi structured warrant atau waran terstruktur yang akan diluncurkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester II-2022 bisa menambah opsi strategi berinvestasi bagi investor.
"Tentu saya menyambut positif adanya waran terstruktur, karena ini menambah opsi strategi yang dapat digunakan investor di tengah dinamika pasar," ujar Thomas di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (12/7).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
Dia mencontohkan ketika pasar sedang turun atau bearish, investor dapat mengamankan floating loss agar tidak membesar dengan teknik hedging.
"Ketika market bullish, saya bisa membeli call warrant, sehingga berpotensi mendapatkan keuntungan saat harga saham naik. Dan pada saat exercise akan otomatis mendapatkan keuntungan, karena harga sahamnya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga tebus (exercise price) saya," imbuhnya.
Menurutnya, ada beberapa kondisi tertentu yang dapat membuat dirinya sebagai investor ritel tertarik menggunakan produk waran terstruktur, salah satunya ketika suatu saham sedang mendapatkan sentimen yang baik.
"Ketika saya mendapati suatu saham lagi mendapatkan sentimen sangat baik dan saya yakin harga saham itu diapresiasi, maka saya bisa buy call warrant. Sehingga jika benar saham itu naik tinggi, maka saya bisa exercise call warrant saya pada saat jatuh tempo atau menjualnya di pasar sekunder dan mendapatkan capital gain. Jika ternyata turun dalam, maka saya hanya kehilangan uang sejumlah total call warrant (premi) saya dimana nilai call warrant jauh lebih rendah dari harga saham aslinya," ujarnya.
Kendati demikian dia mengingatkan kepada investor lainnya bahwa produk waran terstruktur itu juga mengandung risiko jika investor pemula menggunakan instrumen tersebut secara tidak bijak. Untuk itu dia berharap pihak BEI terus gencar memberikan edukasi mengenai produk waran terstruktur beserta risiko dan strategi investasinya.
"Karena jika tidak ada edukasi, maka akan banyak influencer saham di luar sana yang bisa menyalahgunakan pengaruh mereka kepada para pengikutnya. Waran terstruktur memiliki tingkat risiko yang lebih besar dari saham jika orang yang menggunakannya tidak paham," tandasnya.
Baca juga:
OJK Larang Pelaku Usaha Jasa Keuangan Pasarkan Efek yang Diterbitkan di Luar Negeri
RUPST Summarecon Putuskan Sebar Dividen Rp99 Miliar
Dukung Migrasi Siaran TV Analog ke Digital, SCMA Siapkan Dana Hingga Rp350 Miliar
Raup Laba Rp1,75 Triliun di 2021, SCM Bagikan Dividen Rp2,5 per Lembar Saham
Gandeng Vokasi UI, BNI Sekuritas Dorong Literasi Investasi Sejak Dini
Waspada Fenomena Bubble Burst, Ini Tips untuk Founder Startup