CEK FAKTA: Hoaks Poster Informasi Penyamaran Penculik
Merdeka.com - Sebuah poster yang berisi peringatan modus penculikan beredar kembali di media sosial. Dalam poster itu, dijelaskan bahwa penculik bisa menyamar menjadi penjual, orang gila, ibu hamil, pengemis, dan sebagainya.
KominfoPenelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah hoaks. Poster terkait ciri-ciri penculik yang menyamar sudah beredar sejak beberapa tahun yang lalu.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa saja yang bisa jadi psikopat? Psikopat bisa jadi adalah seseorang yang kita kenal, seperti anggota keluarga, pasangan, rekan kerja, atau teman.
-
Apa yang sering digunakan penipu untuk menjerat korban? Salah satu jenis tautan palsu yang sering digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab adalah tautan pemulihan akun DANA.
-
Apa saja jenis penipuan yang dilakukan? Dalam makalah penelitian ini, peneliti mengkaji berbagai jenis penipuan, termasuk transfer bank, pencurian kartu hadiah, transfer kripto, serta pencurian kredensial akun media sosial atau Gmail.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Bagaimana penipu meminta korban untuk mendapatkan hadiah? Dalam postingan yang diunggah oleh akun Facebook @BAIM WONG Berbagi Hadiah dan @Berikan Timor Leste, dijelaskan bahwa untuk mendapatkan hadiah, kita perlu menjawab pertanyaan yang tertera pada postingan dan kemudian mengirim jawaban melalui ikon pesan.
Dalam artikel liputan6 berjudul "Cek Fakta: Muncul Lagi, Poster Hoaks soal Penculikan Anak" pada 29 September 2020, dijelaskan bahwa informasi penculik yang menyamar sudah beredar sejak 2017 lalu.
"Cek Fakta Liputan6.com menelusuri poster berisi pesan agar waspada terhadap aksi penculikan anak kembali beredar di media sosial.
Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "pamflet penculikan anak".
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah poster tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Pamflet Waspada Penculikan Anak: HOAX?" yang dimuat situs ntmcpolri.info pada 8 Maret 2017 lalu.
NTMCPOLRI – Beredarnya kabar mengenai waspada penculik anak ramai dan menjadi viral di media sosial. Terlebih informasi itu juga dilengkapi dengan gambar logo Polda Jabar dan Binmas Polda Jabar.
Akibat kabar tersebut, sejumlah warga pun resah dan mempertanyakan kebenaran informasi yang beredar itu.
Dan berikut bentuk redaksional kabar soal waspada penculik anak yang diterima juga oleh ntmcpolri.info.
PERHATIAN !!!
Waspada ada Penculik Anak-anak yang berumur 1-12 tahun Bapak-bapak Ibu-ibu Harus Menjaga Anak kita dengan hati-hati
Penculik sedang ada dalam kampung-kampung dan dia menyamar sebagai:
– Penjual
– Om Telolet
– Orang Gila
– Ibu Hamil
– Pengemis
– Dll
Tolong disebarkan Terima Kasih Berkaitan dengan kabar tersebut, Kabid humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus menanggapi kebenaran informasi yang ternyata hoax.
“Enggak benar, itu hoax. Masyarakat jangan resah. Saya tegaskan selebaran tersebut hoax,” jelas Yusri.
Menurut Yusri, Polda Jabar tidak pernah mengeluarkan selebaran kabar mengenai waspada penculik anak.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap kabar atau informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
Selain itu, Yusri juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan info atau berita bohong.
Selanjutnya, Polda Jabar, tengah menyelidiki siapa penyebar awal selebaran hoax tersebut.
“Kita akan cari pelakunya. Bisa kena UU ITE,” ucap Yusri."
Kesimpulan
Informasi dalam poster yang menyebutkan penyamaran penculik adalah hoaks. Informasi itu sudah beredar sejak 2017 lalu. Meski begitu, tetap harus waspada dengan orang yang belum dikenal.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaDengan misi yang diembannya, tak jarang anggota polisi akan memakai cara-cara intelijen.
Baca SelengkapnyaDinsos DKI Jakarta menemukan pengemis dengan berpura-pura memiliki kaki buntung di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaKemunculan 'pocong' di Jalan Margonda Raya membuat resah warga Depok.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaPenipuan itu terjadi setelah korban dibujuk rayu pelaku dengan modus ingin mengusir setan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang polisi yang nyamar jadi emak-emak berdaster untuk menangkap penjahat.
Baca SelengkapnyaDirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.
Baca SelengkapnyaMencari pasangan melalui dating apps ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami
Baca SelengkapnyaPelaku yang berboncengan kemudian mendahului korban dari kiri
Baca Selengkapnya