CEK FAKTA: Hoaks Sebuah Lagu di India Dibuat untuk Picu Keributan Selama Pemilu
Merdeka.com - Sebuah video yang diklaim diciptakan Komunitas Muslim India beredar di media sosial. Video berdurasi 29 detik itu disebut-sebut memicu sentimen anti-Hindu sebelum pemilu di negara bagian Uttar Pradesh utara.
"This song composed by Muslim community is an eye-opener for Hindus. We can see the truth of the Samajwadi Party. Even then some idiotic Hindus in the name of caste are dreaming to see Samajwadi in power"
Berikut terjemahannya
-
Siapa yang menciptakan lagu Indonesia Raya? Lagu yang dengan cepat mengukir jejaknya sebagai simbol perjuangan dan kebanggaan bangsa ini adalah 'Indonesia Raya,' yang ditulis oleh komponis berbakat, Wage Rudolf Supratman.
-
Kenapa lagu ini diciptakan? Lagu ini memiliki makna filosofis yang dalam, dimana gundul-gundul pacul (tunjuk-tunjuk cangkul) merupakan simbol dari kesederhanaan dan kerja keras dalam kehidupan.
-
Siapa yang menciptakan lagu ini? Lagu Gundul-gundul Pacul adalah lagu tradisional Jawa yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
-
Mengapa lagu Indonesia Raya diciptakan? Melihat semangat persatuan dan kebangsaan yang ada pada kongres itu, Supratman merasa terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu yang dapat membangkitkan semangat perjuangan dan mencerminkan kebesaran bangsa Indonesia.
-
Bagaimana lagu 'Selamat Lebaran' menyindir pemerintah? 'Selamat para pemimpin, rakyatnya Makmur terjamin,'
-
Siapa pencipta lagu Maju Tak Gentar? Cornel Simanjuntak, seorang pencipta lagu yang ikut angkat senjata melawan penjajahan di Nusantara. Berkat jasa dan perjuangannya untuk kemerdekaan, nama Cornel pun dianggap sebagai sosok yang membawa bibit unggul dalam perkembangan musik di Indonesia.
Berita lengkap mengenai Pemilu bisa dibaca di Liputan6.com
"Lagu yang dibuat oleh komunitas Muslim ini membuka mata bagi umat Hindu. Kita bisa melihat kebenaran Partai Samajwadi. Bahkan beberapa orang Hindu yang memiliki kasta bermimpi melihat Samajwadi berkuasa"
Penelusuran
Cek fakta merdeka.com menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, lagu yang dibuat bukan untuk memicu keributan.
Mengutip AFP Fact Check berjudul "False posts about 'anti-Hindu song composed by Muslims' spread online ahead of India state polls" pada 27 Desember 2021, dijelaskan pembuat lagu bernama Sandeep Acharya mengaku lagu yang dibuat bukan untuk memicu keributan dari pihak manapun.
"Lagu itu dibuat dan dinyanyikan oleh saya, bukan oleh anggota Partai Samajwadi atau seorang Muslim. Saya seorang Hindu," kata Acharya.
"Beberapa orang Hindu berpikir lagu ini anti-Hindu. Tapi lagu ini saya buat untuk memperingatkan saudara-saudara Hindu saya bahwa jika Partai Samajwadi berkuasa maka hal ini mungkin terjadi," tambahnya.
Kesimpulan
Sebuah lagu yang diciptakan oleh komunitas Muslim India, dan menimbulkan sentimen anti-Hindu adalah tidak benar. Pencipta lagu sebagai orang Hindu, dan tidak bermaksud menyindir salah satu pihak.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu Jateng menyatakan tidak ada unsur pelanggaran kampanye pada peristiwa itu, karena Rakernas DPP APPSI bukan merupakan kegiatan kampanye pemilu.
Baca SelengkapnyaKPU Bali memastikan tidak ada kecurangan dalam Pemilu 2024 di Pulau Dewata
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan terbongkarnya kecurangan PDIP demi menang Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaKampanye secara negatif diharapkan tidak terjadi lagi karena berdampak buruk pada perkembangan demokrasi.
Baca SelengkapnyaRaja dangdut Rhoma Irama ikut berbicara terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKlaim cincin lancip perusak lembar suara Pilpres 2024 adalah tidak benar.
Baca SelengkapnyaBanner itu disebut terpampang di wilayah Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas kebenarannya.
Baca SelengkapnyaSiswa yang sudah memiliki hak pilih diminta untuk menjadi pemilih yang cerdas dalam Pilkada.
Baca SelengkapnyaBenarkah Iwan Fals nyanyi soal korupsi Rp271 triliun? Simak faktanya
Baca SelengkapnyaTKN menilai ada yang mengatur hal ini untuk merusak elektabilitas Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca Selengkapnya