CEK FAKTA: Hoaks Vaksin Sinovac Mengandung Sel Kera Hijau Afrika
Merdeka.com - Informasi vaksin Sinovac mengandung Vero Cell atau sel kera hijau Afrika beredar di media sosial.
Dalam unggahan di medsos Facebook disertakan foto kemasan vaksin Sinovac serta foto hasil tangkapan layar definisi Sel Vero menurut situs Wikipedia.
©TurnbackhoaxPenelusuran
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 untuk PT Bio Farma, Bambang Heriyanto mengklarifikasi terkait beredarnya kabar yang menyebutkan bahwa bahwa vaksin Sinovac mengandung sel vero (vero cell). Dia pun membantah hal tersebut.
Bambang menegaskan, dalam proses akhir pembuatan vaksin, vaksin tidak akan mengandung sel vero. Seperti yang diketahui, sel vero merupakan jalur sel yang terdapat dalam ginjal monyet hijau Afrika.
“Sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh vaksin guna memperbanyak virus sebagai bahan baku vaksin. Kalau tidak ada media kultur tentu virusnya akan mati dan tidak bisa digunakan untuk pembuatan vaksin,” kata dia saat konferensi pers Kemenkes, Minggu (3/1) dilansir dari merdeka.com.
“Setelah virus cukup, maka akan dipisahkan dari sel, Maka sel Vero tidak akan ikut dengan proses pembuatan vaksin. Pada produk akhir, vaksin tidak lagi mengandung sel Vero,” kata Bambang melanjutkan.
Bambang juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa pada program vaksinasi nantinya akan menggunakan vaksin untuk uji klinis atau only for clinical trials.
“Pemberitaan yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis atau only for clinical trials sebagaimana yang tertulis dalam kemasan vaksin adalah tidak benar,” katanya.
Bambang juga menjamin, dalam kandungan vaksin Sinovac, tidak ada satupun elemen yang bisa membahayakan tubuh. Sebab, kata Bambang, vaksin yang akan disuntikkan telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat sehingga terjamin kualitas, keamanan, dan efektivitasnya.
Adapun kandungan yang ada di dalam vaksin tersebut berupa virus yang sudah dimatikan, aluminium hidroksida, larutan fosfat hingga larutan garam atau natrium klorida.
“Vaksin Covid-19 dari Sinovac hanya mengandung virus yang sudah dimatikan, jadi virusnya sudah dimatikan, tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan, ini diketahui termasuk cara yang paling umum dalam membuat vaksin,” kata Bambang.
Bambang juga menyebutkan, vaksin Sinovac tidak menggunakan bahan pengawet seperti borax, formalin, hingga mercuri. Seperti yang diketahui, sebelumnya sempat beredar kabar di masyarakat bahwa vaksin Sinovac mengandung pengawet berbahaya.
“Kandungan lainnya adalah aluminium hidroksida, kemudian larutan fosfat sebagai penstabil atau stabilizer, kemudian larutan garam natrium klorida sebagai isotonis. Tentunya garam ini yang memenuhi standar farmasi,” terangnya.
"Vaksin ini diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan lain seperti borax formalin atau mercuri," lanjut Bambang.
Kesimpulan
Vaksin Sinovac mengandung Vero Cell atau sel kera hijau Afrika adalah tidak benar. Juru Bicara Vaksin Covid-19 untuk PT Bio Farma, Bambang Heriyanto juga menjamin, dalam kandungan vaksin Sinovac, tidak ada satupun elemen yang bisa membahayakan tubuh.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim larangan konsumsi sayap dan leher ayam pedaging karena sudah disuntik hormon.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaDalam unggahan yang beredar disebutkan bahwa lele mengandung 3.000 sel kanker. Benarkah?
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim kacamata hitam menyebabkan penggunanya terkena kanker kulit
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca Selengkapnya