Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Tidak Terbukti Lonjakan Protein Vaksin Covid Sebabkan Kerusakan Organ Anak

CEK FAKTA: Tidak Terbukti Lonjakan Protein Vaksin Covid Sebabkan Kerusakan Organ Anak Reaksi murid SD di Kediri saat terima vaksin Covid-19. ©2021 Merdeka.com/Imam Mubarok

Merdeka.com - Beredar video mengutip pernyataan Robert Malone, seorang yang diklaim sebagai ahli virus dan imunologi asal Amerika Serikat. Dalam video itu, Robert mengatakan vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke anak mengakibatkan lonjakan protein beracun dan disebutkan pula menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak.

"Yang pertama adalah bahwa gen virus akan disuntikan ke dalam sel anak anda. Gen ini memaksa tubuh anak anda untuk membuat protein lonjakan beracun. Protein ini sering menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak, termasuk otak dan sistem saraf anda. Jantung, dan pembuluh darah mereka termasuk pembekuan darah, sistem reproduksi," demikian pernyataan Malone dalam video tersebut.

cek fakta tidak terbukti lonjakan protein vaksin covid menyebabkan kerusakan organ anak

Penelusuran

Hasil penelusuran, melansir dari situs factcheck.afp.com, Dokter penyakit menular dan direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Paul Offit, mengatakan informasi menyebut lonjakan protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak-anak adalah klaim yang salah.

"Itu salah. Tidak ada bukti, baik pada hewan percobaan atau manusia," katanya.

Rekan American Academy of Pediatrics Deborah Greenhouse, juga sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Paul Offit.

"Sama sekali tidak ada bukti bahwa protein lonjakan yang dihasilkan sebagai respons terhadap vaksin Covid-19 itu beracun," kata Offit.

Selain itu, Alexandra Yonts, seorang dokter penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington, DC, mengatakan bahwa protein lonjakan dalam vaksin Covid-19 aman karena hanya bertahan di otot lengan seseorang untuk waktu yang singkat.

"Tidak ada bukti yang mendukung bahwa protein lonjakan yang diproduksi oleh vaksin mRNA Covid-19 beracun dengan cara apa pun," kata Yontsa.

Protein lonjakan yang dihasilkan melalui vaksin mRNA Covid-19 sering menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada otak, sistem saraf anak-anak, jantung, pembuluh darah, dan sistem reproduksi. Namun klaim itu diragukan oleh Yonts.

"Itu benar-benar tujuan vaksinasi. Vaksin akan menyebabkan perubahan dalam sistem kekebalan, karena memberikan sistem kekebalan dengan target untuk mengembangkan memori kekebalan terhadap protein lonjakan untuk melindungi orang dari penyakit," kata Yonts.

Sementara, terkait efek samping serius yang langka seperti miokarditis dan perikarditis memang benar adanya. Tapi, kata Yonts dan Offit kondisinya bersifat sementara.

"Miokarditis jelas merupakan konsekuensi dari vaksin mRNA. Jarang, tapi nyata. Berumur pendek, sementara dan sembuh sendiri," kata Offit.

Baik Offit dan Yonts mengatakan bahwa data menunjukkan kasus miokarditis yang jarang terjadi bukanlah akibat langsung dari lonjakan protein itu sendiri, seperti yang dikatakan Malone.

Yonts juga menekankan bahwa sangat bermanfaat memvaksinasi anak-anak Anda untuk Covid-19. "Sementara anak-anak umumnya dilindungi dari penyakit terburuk, Covid-19 memang mempengaruhi anak-anak dan ada kematian terkait Covid-19," katanya.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan agar setiap orang di atas usia lima tahun menerima suntikan Covid-19, menekankan bahwa imunisasi itu aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja.

Kesimpulan

Klaim lonjakan protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak adalah klaim yang salah. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti bahwa protein lonjakan yang dihasilkan sebagai respons terhadap vaksin Covid-19.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya

Referensi

https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9V36YN-1 (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Tidak Benar Sayap dan Leher Ayam Broiler Disuntik Hormon Penyebab Kanker
CEK FAKTA: Tidak Benar Sayap dan Leher Ayam Broiler Disuntik Hormon Penyebab Kanker

Beredar video yang mengklaim larangan konsumsi sayap dan leher ayam pedaging karena sudah disuntik hormon.

Baca Selengkapnya
Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Fakta dan Mitos Tentang Polio yang Wajib Diketahui
Fakta dan Mitos Tentang Polio yang Wajib Diketahui

Penyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.

Baca Selengkapnya