Marak Modus Penipuan Bagi-Bagi Hadiah, Ini Tips Agar Tak Menjadi Korban
Merdeka.com - Modus penipuan dengan iming-iming pembagian hadiah dalam rangka HUT atau ulang tahun sebuah perusahaan, masih marak terjadi di masyarakat. Adapun ciri-ciri dari modus penipuan yaitu Si pembuat konten palsu mulanya mengunggah konten di akun media sosial atau mengirim pesan singkat lewat aplikasi percakapan ke nomor telepon calon korbannya.
Konten tersebut berisi informasi dalam rangka merayakan hari ulang tahun, perusahaan pembagian hadiah yang beragam, mulai dari barang mewah, voucher belanja, uang tunai, hingga kuota internet. Untuk mendapatkan hadiah, penerima pesan diarahkan untuk mengklik tautan yang telah dicantumkan.
Ketika tautan diklik, korban langsung diarahkan menghubungi nomor telepon tertentu atau mengisi data diri dan nomor pin tertentu. Bukannya mendapat untung, korban malah buntung. Uang di dompet digital atau rekening korban bisa langsung berpindah tangan. Hal ini tentu dapat menimbulkan kerugian materi.
-
Apa hadiah yang ditawarkan dalam modus penipuan ini? Beredar informasi terkait pemberian hadiah atau giveaway berupa mobil untuk 10 warga Timor Leste terpilih yang mengatasnamakan artis Indonesia, Baim Wong.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Apa yang dibagikan dalam giveaway penipuan? Maraknya penipuan yang mencatut nama Willie Salim. Salah satunya Akun Facebook yang mencatut nama Willie Salim, berisi konten bagi-bagi hadiah dengan beberapa persyaratan di antaranya, menuliskan nama kota asal, membagikan unggahan tersebut sebanyak 10 kali, serta melakukan tagging minimal lima teman dalam unggahan tersebut.
-
Apa modus penipuan menjelang Idul Adha? Para nasabah BSI diminta untuk waspada terhadap modus kejahatan yang berkedok informasi perubahan tarif antar-bank yang diinformasikan melalui pesan WhatsApp pribadi.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
Dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kominfo.go.id, dari 2017 hingga 2022, layanan CekRekening.id dari Kemkominfo telah menerima kurang lebih 486.000 laporan dari masyarakat terkait dengan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik.
"Dari jumlah 486.000, jenis fraud yang mendominasi adalah penipuan transaksi daring dengan jumlah kurang lebih 405.000 laporan. Setelah itu diikuti dengan jenis fraud investasi daring fiktif dengan jumlah kurang lebih 19.000 dan jenis fraud jual beli daring sebanyak 12.000 laporan," ungkap Penanggung Jawab Layanan Aduan Tindak Pidana ITE, Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Syamsul Arifin, Kamis (20/10/2022).
CekRekening.id merupakan situs resmi dari Kemkominfo yang difungsikan sebagai portal untuk melakukan pengumpulan database rekening bank diduga terindikasi tindak pidana.
"Laporan yang masuk pada CekRekening.id kemudian akan diverifikasi oleh admin. Laporan yang sudah terverifikasi akan diproses oleh verifikator dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dengan mengirimkan surat rekomendasi blokir nomor rekening ke bank yang bersangkutan. Dengan cara ini, diharapkan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik yang mengancam masyarakat dapat ditekan," kata Syamsul.
Tips Terhindar dari Modus Penipuan
Dikutip dari Liputan6.com, masyarakat perlu waspada supaya tidak menjadi korban dari modus penipuan pembagian hadiah. Berikut ini hal yang harus dilakukan agar tidak menjadi korban penipuan:
1. Jangan Asal Klik Link atau Tautan mencurigakan
Pihak yang tidak bertanggung jawab biasanya memanfaatkan link atau tautan untuk melakukan penipuan, termasuk untuk kepentingan memperoleh transaksi uang maupun data pribadi.
Di momen seperti ini, tak jarang ditemui beberapa tautan palsu yang mengatasnamakan perusahaan untuk membagi-bagikan voucher belanja hingga uang tunai.
Pelaku akan memberikan pesan yang menarik bagi korban dengan iming-iming mendapat manfaat tertentu apabila mengikuti prosedur masuk ke dalam tautan tersebut. Tidak hanya itu, tautan mencurigakan biasanya dibuat sekilas mirip dengan website atau tautan resmi perusahaan yang asli.
Oleh karena itu, sebelum kamu mengeklik tautan yang diterima, pastikan bahwa link itu resmi perusahaan.
2. Jangan Bagikan OTP
One Time Password (OTP) merupakan kode verifikasi atau kata sandi sebagai salah satu lapisan keamanan saat bertransaksi online.
Pelaku yang berniat mengambil alih akun seseorang atau bertransaksi dengan memanfaatkan aplikasi milik orang lain secara ilegal akan mencuri kode OTP yang kita terima.
Saat bertransaksi secara online dan menerima kode OTP resmi dari perusahaan, baik dari SMS maupun email, pastikan kode tersebut tidak diketahui orang lain. Lebih lagi, jika kamu tidak pernah meminta (request) kode OTP ke penyedia layanan.
Namun, apabila kamu benar-benar menghadapi pembajakan OTP, maka segera hubungi call center resmi perusahaan atau penyedia jasa layanan transaksi online tersebut.
3. Cek Situs dan Media Sosial Resmi Milik Perusahaan
Jika mendapatkan pesan atau konten pembagian hadiah dalam rangka merayakan ulang tahun yang mengatasnamakan perusahaan dari situs yang mencurigakan atau bukan dari situs resmi, lebih baik jangan langsung percaya.
Cek situs dan akun media sosial resmi merupakan salah satu cara yang ampuh terhindar dari modus penipuan. Jika di situs dan akun medsos resmi tidak ada program bagi-bagi hadiah, maka dipastikan konten yang beredar itu adalah palsu.
Berikut tiga tips yang bisa dijadikan rujukan untuk menghindari kita dari penipuan bermodus hoaks pembagian hadiah perayaan ulang tahun.
Satu yang perlu diingat, penipu bisa memanipulasi informasi dengan membuat alamat situs menyerupai situs resmi atau akun resmi suatu instansi dan publik figur, sebab itu kita perlu jeli memeriksa kebenaran informasi yang didapat. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pegadaian tidak memiliki program Undian Badai Emas
Baca SelengkapnyaPenipu biasanya akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ciri-ciri penipuan program undian yang palsu.
Baca SelengkapnyaData Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mencatat, sebanyak 823 korban terjerat penipuan lowongan kerja berbasis online.
Baca SelengkapnyaMarak penipuan berkedok lowongan kerja di Bekasi, milenial tak lepas dari penipuan ini.
Baca SelengkapnyaBank Papua diklaim bagi-bagi undian uang tunai sebesar Rp1 miliar
Baca SelengkapnyaKombes Jeki mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim BNI menawarkan promo ramadan berhadiah rumah hingga mobil mewah
Baca SelengkapnyaBRI baru saja merilis campaign edukasi digital berjudul “Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak” dengan menggandeng Vidi Aldiano.
Baca SelengkapnyaSemua informasi dapat dilihat pada website www.bankmandiri.co.id dan media sosial resmi Bank Mandiri
Baca SelengkapnyaAgen milik Supri ini mengungkap kasus penipuan digital. Berikut cirinya
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca Selengkapnya