Viral Lukisan Perempuan Tahun 1860 Sedang Pegang iPhone, Cek Faktanya
Benarkah lukisan perempuan tahun 1860 memang iPhone di hutan? Simak penelusurannya
Media sosial beberapa waktu lalu dihebohkan dengan lukisan Ferdinand Georg Waldmüller tahun 1860 yang berjudul "The Expected Ones".
-
Siapa yang membuat lukisan dari pelepah pisang? Lembaran pelepah pisang mampu disulap menjadi karya lukis yang bernilai seni tinggi oleh pria asal Tangerang bernama Wahyu Paroji.
-
Siapa yang menunjuk PIC? PIC biasanya ditugaskan langsung oleh manajer atau kepala divisi untuk memimpin tim dalam menyelesaikan proyek dan memastikan semua elemen proyek berjalan dengan baik.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Foto apa yang dimaksud? Foto itu ternyata sangat disukai Einstein. Maka dia segera memesan banyak salinan agar dia bisa menandatanganinya dan mengirimkannya ke teman-temannya sebagai lelucon.
-
Apa yang diklaim foto itu tunjukkan? Sebuah foto memperlihatkan 6 wanita Indonesia berpose bintang daud dalam bendera Israel mencuat di Facebook. Beberapa akun membagikannya dengan narasi bahwa wanita-wanita tersebut menyuarakan dukungannya pada Israel melalui foto yang diambil.
-
Bagaimana foto itu dicek kebenarannya? Cek Fakta Merdeka.com menelusuri keaslian foto tersebut dengan Fake Image Detector untuk mencari tahu apakah foto tersebut merupakan hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI).
Dalam lukisan itu memperlihatkan seorang perempuan tampak seperti memegang sebuah smartphone yang diklaim sebagai iPhone.
Benarkah lukisan perempuan tahun 1860 memang iPhone di hutan? Simak penelusurannya;
Dilansir IFL Science, Senin (1/5), Gerald Weinpoter, CEO agen seni austrian-painting.at, mengatakan "perempuan di lukisan Waldmüller tidak memegang iPhone."
"Perempuan dalam lukisannya memegang sebuah buku doa ketika sedang berjalan menuju gerejanya," ucapnya merujuk ke lukisan yang diedit dengan sedikit kilauan dari buku kecil yang dipegangnya.
Peter Russel, seorang blogger, mengatakan "cukup mengagetkan bagaimana perkembangan teknologi dapat mengubah interpretasi kita terhadap lukisan ini."