Arkeolog Ungkap Patung-Patung Yunani dan Romawi Kuno Ternyata Berbau Harum, Ini Rahasianya
Selain berwarna-warni, patung Romawi dan Yunani kuno juga punya harum yang khas.

Penelitian terbaru mengungkapkan, patung-patung yang dibuat pada zaman Romawi dan Yunani kuno tidak hanya dibuat warna-warni tapi juga wangi semerbak. Penelitian ini dilakukan Cecilie Brons, seorang arkeolog dan kurator di Museum Glyptotek, Kopenhagen, Denmark, dan diterbitkan dalam Oxford Journal of Archaeology.
Brons menemukan bukti kuat dari berbagai sumber, termasuk teks-teks Romawi kuno dan prasasti di kuil-kuil Yunani. Bukti-bukti tersebut menunjukkan penggunaan parfum sebagai bagian integral dari dekorasi patung, khususnya patung-patung yang bermakna religius. Ini berarti pengalaman mengagumi patung-patung tersebut di masa lalu bukan hanya visual semata, tetapi juga melibatkan indera penciuman, menciptakan pengalaman yang jauh lebih kaya dan mendalam.
Sebagai contoh, Cicero, tokoh penting dalam sejarah Romawi, mencatat bahwa patung Artemis di Segesta secara rutin diolesi dengan minyak wangi sebagai bagian dari ritual keagamaan. Sementara itu, prasasti di Delos, sebuah pulau suci di Yunani, menunjukkan penggunaan parfum mawar pada patung-patung yang berada di sana.
Penyair Callimachus juga merujuk pada wewangian dalam deskripsinya tentang patung Ratu Berenice II dari Mesir, mengatakan patung itu "lembab karena parfum." Ini menandakan dengan jelas bahwa tradisi ini tidak terbatas pada tokoh-tokoh suci saja, tetapi juga diterapkan pada bangsawan dan orang-orang terhormat, seperti dikutip dari laman Archaeology Magazine, Kamis (20/3).
Dihiasi Permata
Pemahat dan pelayan kuno menggunakan teknik khusus untuk menerapkan dan mengawetkan aroma ini. Salah satunya disebut ganosis, yang berarti lilin dan minyak yang dicampur bersama-sama dioleskan pada patung. Beberapa penulis klasik, seperti Vitruvius dan Pliny the Elder, merujuk pada penggunaan lilin Pontic dan minyak khusus untuk mempertahankan kilau dan warna patung sekaligus memberikan aroma yang menyenangkan.
Kosmesis adalah praktik terdokumentasi lainnya, yang lebih dari sekadar pewangi, dan patung-patung dibungkus dengan kain halus dan dihiasi dengan permata. Ahli geografi Yunani Pausanias menceritakan Patung Zeus yang terkenal di Olympia yang secara teratur diurapi dengan minyak zaitun untuk melindungi komponen gadingnya dari iklim lokal yang lembab.
Penggunaan wewangian pada patung ini dibuktikan dengan penemuan ejak lilin lebah pada patung Ratu Berenice II, yang menunjukkan patung itu kemungkinan pernah diolesi parfum. Selain itu, temuan arkeologi dari Delos mengungkap bengkel parfum yang kemungkinan besar membuat wewangian yang digunakan dalam ritual keagamaan.
Temuan Brons mengungkap patung klasik bukan objek visual semata tapi menunjukkan pengalaman sensorik yang lebih kaya dan lebih mendalam. Parfum tidak hanya digunakan untuk estetika; penggunaannya menimbulkan simbolisme dan ikatan religius yang mendalam di mana patung-patung ini dianggap sebagai perwujudan hidup para dewa dan tokoh yang dihormati.
Patung tidak hanya dimaksudkan untuk dilihat tetapi juga dicium,
“Mengagumi patung di dunia kuno bukan sekadar pengalaman visual, tetapi juga pengalaman penciuman," kata Brons.