Dijuluki Raja Pemilu, Tukang Bengkel Ini 237 Kali Ikut Pemilu dan Selalu Kalah
Dijuluki Raja Pemilu, Tukang Bengkel Ini 237 Kali Ikut Pemilu dan Selalu Kalah
Dia sudah mengikuti pemilu selama 36 tahun dan namanya tercatat dan buku rekor unik.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Kenapa K. Padmarajan selalu ikut pemilu? 'Semua kandidat mengejar kemenangan dalam pemilihan umum, tetapi saya memiliki pandangan berbeda,' ujar calon abadi yang berusia 65 tahun itu baru-baru ini.
-
Kapan Pemilu di Indonesia dilaksanakan secara berkala? Pemilihan Umum adalah proses demokratis yang dilakukan secara berkala untuk memilih wakil rakyat atau pejabat publik dalam suatu negara.
Dijuluki Raja Pemilu, Tukang Bengkel Ini 237 Kali Ikut Pemilu dan Selalu Kalah
Di dunia ini rupanya memang ada orang-orang yang tidak pernah menyerah pada kekalahan.
K. Padmarajan, pria asal Salem, Negara Bagian Tamil Nadu, India mengaku sebagai rajanya pemilu India lantaran dia sudah 237 kali ikut pemilu dan selalu kalah.
Dilansir dari laman the Economic Times, November lalu pria 64 tahun itu masih tidak kapok dengan mengajukan diri sebagai kandidat independen dalam pemilu parlemen di Telangana.
Padmarajan mengumumkan keikutsertaannya dalam pemilu untuk ke-237 kalinya, dari mulai parlemen daerah hingga presidensial yang digelar di Negara Bagian Tamil Nadu, Karnataka, Uttar Pradesh, dan Delhi.
Lelaki yang bekerja sebagai tukang tambal ban itu memulai karir kekalahannya dalam pemilihan umum 1988 di Tamil Nadu. Sejak itu dia sudah bersaing dengan mantan Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee dan PV Narasimha Rao serta tokoh-tokoh terkenal lainnya.
"Waktu itu saya punya bengkel sepeda dan suatu kali saya terpikir, bagaimana jika orang biasa seperti saya yang tak punya status sosial apa pun dengan pendapatan pas-pasan bisa ikut pemilu," kata dia kepada kantor berita AFP.
Seperti sudah diduga, Padmarajan kemudian kalah. Tapi dia mencoba lagi dan kalah lagi. Selama 36 tahun bersaing dalam pemilu dia tak pernah menang, baik di daerah maupun parlemen.
Dia bahkan masuk dalam buku catatan rekor unik di India, Limca Book of Records yang menyebut dirinya sebagai orang yang paling banyak kalah dalam pemilu.
Padmarajan mengaku sudah menghabiskan sekitar Rp 10 juta untuk memenuhi ambisinya. Pada pemilu 2019 dia bahkan melawan Rahul Gandhi di daerah pemilihan Wayanad, Negara Bagian Kerala.
Suatu kali dia pernah mengatakan keikutsertaannya bersaing dalam pemilu melawan tokoh-tokoh yang lebih terkenal bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang korupsi.
"Tujuan saya adalah membangun pemerintahan yang bebas dari korupsi jika saya terpilih," ujarnya.
Saat ditanya perolehan suara yang pernah dicapainya, Padmarajan mengatakan dia pernah mendapat 6.273 suara di daerah pemilihan Mettur, Tamil Nadu pada 2011.
Namun dia juga mengaku sering tidak mendapat suara sama sekali dalam pemilu lainnya.
"Saya tidak pernah ikut pemilu untuk menang dan hasilnya pun tidak penting buat saya," kata dia sambil tertawa.
Padmarajan mengaku mendiang Kaka Joginder Singh dari Shyamganj yang meninggal pada 1998 adalah inspirasinya. Pria asal Uttar Pradesh itu lebih dulu masuk buku rekor dengan 300 kali ikut pemilu selama 30 tahun sejak 1952 dan selalu kalah tanpa pernah menang sekali pun.
"Saya hanyalah orang yang ingin mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam proses pemilu dan memberikan suara mereka. Inilah cara saya untuk membangkitkan kesadaran akan hal itu," kata Padmarajan.